Saturday, March 20, 2010

Pertemanan Dalam Islam

Secara umum, orang merasa senang dengan banyak teman. Manusia memang tidak bisa hidup sendiri, sehingga disebut sebagai makhluk sosial. Tetapi itu bukan berarti, seseorang boleh semaunya bergaul dengan sembarang orang menurut selera nafsunya. Sebab, teman adalah personifikasi diri. Manusia selalu memilih teman yang mirip dengannya dalam hobi, kecenderungan, pandangan, pemikiran. Karena itu, Islam memberi batasan-batasan yang jelas dalam soal pertemanan.

*Memilih Teman Yang Baik
Teman memiliki pengaruh yang besar sekali. Rasulullah bersabda,
“Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Makna hadits di atas adalah seseorang akan berbicara dan ber-perilaku seperti kebiasaan kawannya. Karena itu beliau Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan agar kita cermat dalam memilih teman. Kita harus kenali kualitas beragama dan akhlak kawan kita. Bila ia seorang yang shalih, ia boleh kita temani. Sebaliknya, bila ia seorang yang buruk akhlaknya dan suka melanggar ajaran agama, kita harus menjauhinya.

*Cinta Karena Allah

Bahagia ketika meninggal dunia!!!

Setiap manusia pasti akan meninggal dunia. Tidak ada manusia yang hidup di bumi ini yang tidak akan meninggal dunia. Jika anda termasuk orang yang tidak percaya bahwa kematian itu ada, anda bisa pergi ketempat perkuburan massal ataupun pribadi yang ada didekat tempat tinggal anda.

Dalam Al Quran, Allah SWT telah mengatakan bahwa setiap makhluk yang bernyawa itu pasti akan meninggal dunia (QS. 21 Ayat 35). Tidak ada orang yang bisa mengelak dari kematian walaupun ia berada dalam benteng yang besar dan tinggi yang dilapisi baja, kematian pasti akan datang menjemput. (QS.4 Ayat 78).

Ketika seorang anak manusia telah menemui kematian, maka habis semua ladang amal baginya. Rasulullah Muhammad SAW bersabda bahwa apabila kematian telah menjemput anak cucu adam maka terputuslah sem

KITA, mau jadi APA?

Anak adalah anugerah-Nya, harta yang sangat bernilai”. Begitu bunyi sebait syari grup nasyid Raihan. Saat ini diantara kita ada yang masih menjadi anak (Walaupun mun gkin ada juga yang sudah punya anak), anak dari ibu dan ayah kita, anak yang dilahirkan dengan keringat dan kasih saying, anak yang dilahirkan dengan penderitaan berbulan-bulan, anak yang dibesarkan dengan jerih payah dan kesabaran sebagai bukti syukur orang tua kita kepada Allah SWT.

BEtapa bahagianya ibu dan ayah kita saat mendengar tangisan pertama keluar dari mulut mingil ini (apalagi

Dosa2 yang mematikan Ilmu Pengetahuan!!!!!!!!!!!!!!

Apakah ilmu pengetahuan itu?

Pengetahuan didefinisikan bermacam-macam, antara lain (i) keahlian dan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh oleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan; pemahaman praktis atau teoritis tentang suatu hal, (ii) apa yang dikenal di dalam bidang tertentu atau secara keseluruhan, baik fakta-fakta dan/atau informasinya, dan (iii) kesadaran atau keakraban yang diperoleh oleh pengalaman dari suatu fakta atau situasi.

Debat-debat filosofis di depan umum dimulai dengan perumusan Plato atas ilmu pengetahuan sebagai "kepercayaan benar yang dibenarkan". Bagaimanapun tidak ada definisi tunggal yang disepakati tentang ilmu pengetahuan saat ini, maupun setiap prospek darinya, dan masih banyak teori-teori lain tentangnya.

Berikut ini adalah 11 dosa yang akan mematikan ilmu pengetahuan :

1. Tidak mengembangkan suatu definisi aktif dari ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang hidup. Sesuatu yang hidup harus terus bergerak dan melakukan sesuatu.

Belajar Rendah Hati dari Nelayan

Pada suatu sore yang cerah, seorang cendekiawan ingin menikmati pemandangan laut dengan menyewa sebuah perahu nelayan dari tepi pantai. Setelah harga sewa
per jam disepakati, keduanya melaut tidak jauh dari bibir pantai. Melihat nelayan terus bekerja keras mendayung perahu tanpa banyak bicara, sang cendekiawan
bertanya: "Apa bapak pernah belajar ilmu fisika tentang energi angin dan matahari?"
"Tidak" jawab nelayan itu singkat.
Cendekiawan melanjutkan " Ah, jika demikian bapak telah kehilangan seperempat peluang kehidupan Bapak"
Nelayan cuma mengangguk-angguk membisu.
"APa bapak pernah belajar sejarah filsafat?" tanya cendikiawan.
"Belum pernah" jawab nelayan itu singkat sambil menggeleng-gelengka n kepalanya.
Cendekiawan melanjutkan " Ah, jika demikian bapak telah kehilangan seperempat lagi peluang kehidupan Bapak". Si Nelayan kembali cuma mengangguk-angguk
membisu.
"APa bapak pernah belajar dan bisa berkomunikasi dengan bahasa asing?" tanya cendikiawan.
"Tidak bisa" jawab nelayan itu singkat.
"Aduh, jika demikian bapak total telah kehilangan tigaperempat peluang kehidupan Bapak"
Tiba-tiba... ..
Angin kencang bertiup keras dari tengah laut. Perahu yang mereka tumpangi pun oleng hampir terguling. Dengan tenang Nelayan bertanya kepada cendekiawan
"

Kisah Buntut Singkong

Alkisah, ada seorang anak kecil yang baru saja ditinggal mati oleh ayahnya. Karena tidak ada lagi yang suka memberi dia jajan, iapun diacuhkan oleh teman-temannya. Anak kecil itu berusaha untuk meminta belas kasihan kepada warung-warung tetangganya, bukannya belas kasihan yang ia dapatkan, melainkan hardikan dan usiran.
Suatu hari, bertemulah ia dengan tukang gorengan. Agar menarik perhatian, anak kecil itu bergaya. Sambil berdiri di hadapan tukang gorengan, ia angkat kaki sebelah kirinya lalu ditempelkan ke kaki kanannya, sambil menggigit jari tangan kanannya. Si tukang gorengan hanya memandang sekilas dan membiarkan saja.
Hari pertama, iapun dicuekin saja. Demikian pula hari kedua dan ketiga. Namun, anak kecil itu tidak putus asa, tetap dengan gaya yang sama. Akhirnya pada hari keempat, karena merasa iba dan kasihan, si tukang gorengan itupun memberikan buntut singkong, sisa-sisa potongan gorengan singkong, yang rasanyapun pahit.
Betapa senangnya anak kecil itu. Dengan mata berbinar penuh bahagia, iapun memegang buntut singkong itu dengan kedua tangannya, seolah-olah terlihat seperti satu singkong goreng penuh. Ia berlari mengejar teman-temannya, sambil mengacung-ngacungkan buntut singkong, menunjukkan bahwa ia kini punya jajanan.

24 tahun kemudian
Suatu hari, ketika sedang asyik ngaduk-ngaduk gorengannya, tiba-tiba si tukang gorengan itu didatangi oleh seorang pemuda.
“Emm... ternyata tidak ada yang berubah. Pikulan dan gerobak gorengannya, masih seperti dulu,” gumam pemuda itu.

Belajar dari Pekerjaan Gadis Penjaga Toilet

Mengeluh, dan mengeluh. Selalu ku lakukan atas pekerjaan yang sering menumpuk dan tak kunjung usai. Penat memandang layar monitor dan tak jarang melepas letih dengan bercengkrama dengan kawan by YM. Facebook? Sudah lama ku tanggalkan sejak fasilitas dari Ping.Fm memudahkanku untuk share status ke beberapa jar-sos sekaligus dalam satu langkah. Terlebih sejak AOL.com memudahkanku membalas komen teman-teman melalui email. Segalanya serba instan memang.

Bahkan ditengah segala fasilitas pekerjaan yang memudahkanku berinteraksi dengan setiap orang dipenjuru dunia aku masih saja tetap tak puas, sampai suatu ketika di sore hari rasa lelahku mengantarkan ku pada langkah kaki menuju langgar di lantai dasar basement kantor. Malas rasanya harus menunggu tarikan lift yang terkesan lambat di jam pulang kantor. Dasar manusia, sudah enak ada lift, tetap saja ada alasan malas untuk menaikinya. Entah setan sedang asik menggelayuti tubuh dan pikiranku, atau aku memang sedang di dera penyakit malas shalat? Naudzu billah..

Dan disaat itu, Allah ternyata sedang menegurku dan membuka mata bathinku dari rasa malas dan sikap tak bersyukur. Di selasar antara pintu belakang menuju lobi, ada sebuah toilet. Dan disanalah ku masuki ruang kecil dengan beberapa sekat dan kaca besar yang memamerkan sepasang westafel di dalamnya seusai shalat azhar. Dan di dalam sana, kutemukan seorang gadis. Sering aku mendapatinya di lobi gedung. Mengelap kaca lobi sampai mengelap bagian dalam lift. Ia ramah dan mudah tersenyum pada siapapun yang ia temui di lobi. Dari penampilannya, mungkin usianya sebaya denganku. Dua puluh tahunan. Wajahnya manis, anggun. Kalimat itu yang mungkin bisa melukiskan bagaimana wajahnya. Rambutnya berponi ke samping, dan digulung dalam pita harnet. Seragamnya, warna orange seragam khas office boy and girl pengelola gedung di kawasan Sudirman.

Sekilas, ia tersenyum dan menyapaku. Lucu melihat kekagetanku menatapnya yang sedang jongkok di dalam toilet. Sering memang ku temui ia di toilet itu. Membersihkan westafel atau mengepel serta menyemprotkan pewangi dalam toilet. Namun baru kutemui pekerjaannya kali ini. Di sapunya ruang sekat kecil bernama toilet, kemudian ia berhadapan dengan kloset dalam toilet itu, dilap bersih dengan air sabun setiap bagian-bagian kloset, dan tak lupa di berinya kapur barus di sisi belakangnya. Dibuangnya tissue yang menggunung dalam tempat sampah ke dalam kantong sampah dan diisi lagi tempat tissue yang kosong. Sedikitpun ia tak merasa malu, tak merasa canggung atas pekerjaan yang ia lakukan. Tak ada raut-raut kecewa dan kata-kata umpatan dalam wajahnya. Ia ikhlas menjalani pekerjaannya. Pekerjaan yang dipandang sebagaian orang sebagai pekerjaan yang memalukan. Merendahkan martabat. Dan entah apa lagi sebutannya bagi orang-orang para penggila harta dan tahta. Ia hanya berinteraksi dengan para OB dan para security gedung. Ia juga jarang berbincang dengan para pendatang toilet. Ia hanya bergumul dengan teman-temannya sesama pegawai gedung. Sedang aku? Aaah..

Lama ku terpaku di hadapan cermin besar dalam toilet itu, menyadarkanku.. Bahwa pekerjaan yang ada

Pengemis Buta Dan Rasulullah SAW

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.

Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke

KISAH KARPET

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah tampak selalu rapih, bersih & teratur dan suami serta anak-anaknya sangat menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan

Kakek Bodoh Memindahkan Gunung

Alkisah, di sebuah desa terpencil, tinggallah seorang kakek bersama dengan keluarga besarnya. Desa tempat mereka tinggal itu terletak di antara dua gunung besar. Bila keluarga sang kakek itu hendak pergi ke desa lain, mereka harus berjalan kaki berhari-hari lamanya memutari gunung. Tentu itu sangat melelahkan dan menyita banyak waktu.

Suatu saat, sang kakek tua dengan pemikirannya yang lugu dan sederhana mengemukakan tekadnya. Ia mengajak segenap keluarganya untuk bahu-membahu memindahkan gunung. Pada hari yang telah ditentukan, keluarga sang kakek pun mulai menggali tanah lereng gunung. Hari demi hari dipenuhi dengan bekerja menggali-menggali dan menggali lereng gunung. Melihat kesibukan tersebut, beberapa hari kemudian para tetangga berdatangan. Salah seorang pemuda begitu penasaran dan bertanya pada si kakek.

"Kakek dan seluruh keluarga besar setiap hari terlihat begitu sibuk! Dari pagi sampai sore, menggali lereng

Maafkan Ibu Telah Membentakmu Tadi siang

Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. "Oh, maafkan saya" adalah reaksi saya. Ia berkata, "Maafkan saya juga. Saya tidak melihat Anda."

Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.

Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda.

Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. "Minggir," kata saya dengan marah.

Ia pergi, hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.

Ketika saya berbaring di tempat tidur, kata nurani seakan berbicara padaku, "Sewaktu kamu berurusan

Sejarah Hari Valentine

Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Eropa pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusok Indonesia bahkan di Asia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil, ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisi, sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

SEJARAH VALENTINE:

Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar

Cantik itu mudah, asal kita mau

Setiap wanita pasti ingin cantik. Tidak ada wanita di dunia ini yang tidak mau cantik. Hanya wanita yang tidak normal saja yang tidak mau cantik. Kecantikan bisa membuat wanita bisa mendapatkan segalanya baik itu harta maupun tahta dan juga perjaka.

Tetapi banyak wanita yang salah cara dalam memperoleh kecantikan. Seperti kita ketahui bersama bahwa kecantikan itu diliat dari dua sisi. Pertama dilhat dari sisi luar dan kedua dilihat dari sisi dalam. Sisi luar biasanya dilihat dari cara mereka merawat tubuh dan juga menjaga keindahan tubuh agar kelihatan cantik. Sedangkan sisi dalam dilihat dari bagaimana cara mereka bergaul dengan orang lain, tutur kata, dan perbuatannya.

Sekarang ini banyak wanita yang salah cara agar ia bisa diliat cantik dan bisa menarik perhatian lelaki.

KEKUATAN CINTA!!!!

Dikisahkan, seorang wanita baru menikah dengan pria yang dicintai dan tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Tidak lama setelah mereka berumah tangga, sangat terasa banyak ketidakcocokan di antara menantu dan sang mertua. Hampir setiap hari terdengar kritikan dan omelan dari ibu mertua. Percekcokan pun seringkali terjadi. Apalagi sang suami tidak mampu berbuat banyak atas sikap ibunya.

Saat sang menantu merasa tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi ibu mertuanya, dia pun akhirnya memutuskan untuk melakukan sesuatu demi melampiaskan sakit hati dan kebenciannya.

Pergilah si menantu menemui teman baik ayahnya, seorang penjual obat ramuan tradisional. Wanita itu menceritakan kisah sedih dan sakit hatinya dan memohon agar dapat diberikan bubuk beracun untuk membunuh ibu mertuanya.

Setelah berpikir sejenak, dengan senyumnya yang bijak, si paman menyatakan kesanggupannya untuk membantu, tetapi dengan syarat yang harus dipatuhi si menantu. Sambil memberi sekantong bubuk ramuan yang dibuatnya, sang paman berpesan, "Nak, untuk menyingkirkan mertuamu, jangan memberi racun yang bereaksi cepat, agar orang-orang tidak akan curiga. Karena itu, saya memberimu ramuan yang secara perlahan akan meracuni ibu mertuamu. Setiap hari campurkan sedikit ramuan ini ke dalam masakan kesukaan ibu mertuamu dari hasil masakanmu sendiri. Kamu harus bersikap baik, menghormati,dan tidak berdebat dengannya. Perlakukan dia layaknya sebagai ibumu sendiri, agar saat ibu mertuamu meninggal nanti, orang lain tidak akan menaruh curiga kepada kamu."

IZINKAN AKU BERZINA

Pada suatu hari datang seorang pemuda kehadapan Rasulullah SAW, pemuda tersebut menghampiri Rasulullah SAW dan kemudian sang pemuda tersebut berbicara kepada Rasulullah SAW, dengan berani sang pemuda berkata "ya Rasulullah bolehkah aku melakukan zina"? Rasulullah kemudia berkata kepada pemuda tersebut, wahai engakau pemuda aku ingin bertanya terlebih dahulu kepadamu, jika ada seseorang datang kepadamu kemudian ia bicara kepadamu ''bolehkah aku menzinahi ibumu''? sang pemuda dengan lantang menjawab TIDAK.

Rasulullah kemudian berkata lagi kepada sang pemuda, jika datang seorang laki-laki kepadamu dan bertanya kepadamu ''bolehkah aku menzinahi saudara perempuanmu''? sang pemuda tersebut dengan geramnya menjawab tidak.

Rasulullah meneruskan pembicaraannya kepada sang pemuda tadi, jika datang seorang laki-laki kepadamu dan bertanya kepadamu ''bolehkah aku menzinahi anak perempuanmu''? sang pemuda tadi terdiam dihadapan Rasulullah dan kemudian ia menangis sujud dihadapan Rasulullah.

Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada sang pemuda setelah engkau dengarkan ceritaku tadi apakah aku akan mengijinkan mu untuk melakukan zina? sang pemuda terkulai menangis dan berkata maafkan aku ya Rasulullah, Rasulullah menyuruhnya berdiri segeralah mohon ampun kepada Allah SWT dan jangan pernah terlintas lagi dalam pikiranmu untuk melakukan hal tersebut. sesungguhnya telah disampaikan kepada kita melalui Al-qur'an bahwa kita harus menjauhi zina karena kesemuaan itu akan membuat kita jauh dari rahmat Allah SWT.

Mari kita bersama-sama menjadi pribadi yang menjalankan ajaran agama karena tidak ada keraguan dalam ajaran agama.

KEAJAIBAN HIDUP

Pada suatu hari sepasang suami isteri sedang makan bersama di rumahnya. Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk seorang pengemis. Melihat keadaan pengemis itu, si isteri merasa terharu dan dia bermaksud hendak memberikan sesuatu. Tetapi sebelumnya sebagai seorang wanita yang patuh kepada suaminya, dia meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya, "Suamiku, bolehkah aku memberi makanan kepada pengemis itu ?".

Rupanya suaminya memiliki karakter berbeda dengan wanita itu. Dengan suara lantang dan kasar menjawab, "Tidak usah! usir saja dia, dan tutup kembali pintunya!" Si isteri terpaksa tidak memberikan apa-apa kepada pengemis tadi sehingga dia berlalu dengan kecewa.

Pada suatu hari yang naas, perdagangan lelaki itu jatuh bangkrut. Kekayaannya habis dan ia menderita banyak hutang. Selain itu, karena ketidakcocokan sifat dengan isterinya, rumah tangganya menjadi berantakan sehingga terjadilah perceraian.

Tidak lama sesudah masa indahnya bekas isteri yang pailit itu menikah lagi dengan seorang pedagang dikota dan hidup berbahagia. Pada suatu ketika wanita itu sedang makan dengan suaminya (yang baru), tiba-tiba ia mendengar pintu rumahnya diketuk orang. Setelah pintunya dibuka ternyata tamu tak diundang itu adalah seorang pengemis yang sangat mengharukan hati wanita itu. Maka wanita itu berkata kepada suaminya, "Wahai suamiku, bolehkah aku memberikan sesuatu kepada pengemis ini?". Suaminya menjawab, "Berikan makan pengemis itu!".

Setelah memberi makanan kepada pengemis itu isterinya masuk kedalam rumah sambil menangis. Suaminya dengan perasaan heran bertanya kepadanya, "Mengapa engkau menangis? apakah engkau menangis karena aku menyuruhmu memberikan daging ayam kepada pengemis itu?".

Wanita itu menggeleng halus, lalu berkata dengan nada sedih, "Wahai suamiku, aku sedih dengan perjalanan takdir yang sungguh menakjubkan hatiku. Tahukah engkau siapa pengemis yang ada diluar itu ?............ Dia adalah suamiku yang pertama dulu."

Mendengar keterangan isterinya demikian, sang suami sedikit terkejut, tapi segera ia balik bertanya, "Dan, tahukah engkau siapa aku yang kini menjadi suamimu ini?.................. Aku adalah pengemis yang dulu diusirnya!".

The best and the most beautiful things in this world, cannot be seen..nor touched, but are felt in the bottom of our heart

Al Qur'an Kita

Bismillahirrahmanirrahim

Rekan-rekan yang saya cintai,

Assalamu’alaikum wr. wb

Mudah-mudahan anda tidak bosan bertemu dengan saya. Sekali lagi kita bersama-sama mengisi dan menyambut tamu agung kita, bulan Ramadhan ini dengan beberapa hal yang mengingatkan kita kepada nilai-nilai yang selama ini sudah pasti diketahui oleh banyak dari Rekan-rekan yang saya hormati. Karena anda semuanya adalah kalangan profesional yang tidak pernah ingin menjadikan kehidupan kita hanya sesuatu yang tidak ada artinya, tanpa ada nilai unggul, nilai lebih yang kita realisasikan.

Jadi karenanya, Rekan-rekan yang saya hormati, kita semuanya berada dalam kondisi saling berkhusnudzon, saling berbaik sangka. Karena begitulah salah satu dari ajaran dari Al Qur’an tentang Ramadhan. Tetapi sebelum kita jauh membahas tentang bagaimana kandungan Al Qur’an yang diturunkan pada bulan Ramadhan ini, yang merupakan aktivitas utama yang dilakukan oleh Rasulullah SAW selama beliau mengisi dan menemui tamu agung ini. Memang begitulah dalam riwayat-riwayat hadis disebutkan kegiatan utama Rasulullah selama satu bulan Ramadhan adalah membaca Al qur’an, tetapi Rasulullah tidak seperti banyak diantara kita yang orientasinya hanya sekedar bersicepat mengkhatamkan Al Qur’an. Kadang diantara kita muncul pertanyaan selama bulan Ramadhan ini sudah khatam Al Qur’an belum? berapa kali anda mengkhatamkan Al Qur’an? Pertanyaan yang baik-baik saja bila maksudnya adalah mengingatkan agar kita tidak alpa membaca Al Qur’an. Tapi sekedar mengkhatamkannya, tidak kemudian menghadirkan sikap jiwa, perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Al Qur’an, ada sesuatu hal yang harus selalu kita kritisi.

Jadi, Rekan-rekan yang saya hormati, Al Qur’an yang dibaca oleh Rasulullah selama satu bulan Ramadhan ini mengantarkan kepada kita tentang satu tujuan utama dari hadirnya bulan Ramadhan. Apa itu? Kemarin sudah kita bahas, yaitu menghadirkan manusia-manusia unggulan, manusia yang bertaqwa. Manusia unggulan dan bertaqwa itu salah satu kegiatan utamanya adalah memaksimalkan diri, memompa semangat, mengisi kehidupan, mewarnai diri dan kehidupannya dengan nilai-nilai Al Qur’an. Itulah karenanya Rasulullah menyampaikan ungkapan yang sangat-sangat bagus “Khairukum man ta’allamal qur’ana wa ‘allamakum” , yang paling baik dari anda semuanya adalah yang membaca, yang mempelajari Al Qur’an dan kemudian mengajarkannya kepada orang lain.

Tentu saja, Rekan-rekan yang saya hormati, tidaklah mungkin kita bisa mempelajari Al Qur’an tanpa membacanya dan tidaklah mungkin kita mengajarkan Al Qur’an kalau kita tidak mengerti isi Al Qur’an. Apa yang mau diajarkan kepada orang lain? Kita tahu dalam kehidupan kita sehari-hari, siapapun yang kita sebut, apakah namanya ustadz atau guru atau dosen atau trainer atau siapa saja, kita percaya pada mereka, mendengarkan masukan dari mereka karena kita persepsikan mereka mengetahui apa yang mereka sampaikan, mereka mengertinya. Dan sekali lagi, mereka bisa mengerti, mereka bisa mengetahui karena sebelumnya melalui proses belajar.

Proses belajar mengajar dan kemudian menghadirkan kondisi anda menjadi orang yang utama, orang yang unggulan, step, langkah-langkah menuju kepada insan yang bertaqwa itu, salah satu diantaranya melalui bacaan membaca Al Qur’an. Inilah satu kondisi yang selama bulan Ramadhan ini begitu rupa menghiasi ruang-ruang kehidupan kita, ruang-ruang dengar kita, ruang-ruang baca kita, luar biasa. Dan ini tentu saja dalam konteks sosial kita membuat kita akrab dengan Al Qur’an, tidak asing dengan Al Qur’an. Bahkan mudah-mudahan juga membuat kita menjadi jatuh cinta kepada Al Qur’an. Sebagai seorang yang sudah mau dan rela berpuasa karena iman kepada Allah, mengikuti sunnah Rasulullah merubah seluruh agenda kehidupannya untuk kemudian mengikuti pola hidup, pola laku berpuasa, adalah layak bila kita bertanya dan menggugat diri kita sejauh mana cinta kita kepada Al Qur’an.

Dalam kosakata Indonesia ada ungkapan yang dekat dengan Al Qur’an, itulah koran. Saya tidak tahu apakah koran memang diambilkan dari Al Qur’an, tetapi yang jelas dua-duanya menghadirkan informasi, dua-duanya menghadirkan sesuatu yang dibaca, dua-duanya bisa membawa kepada hadirnya informasi yang baru yang memungkinkan kita mengajarkannya kepada orang lain. Tetapi rasa-rasanya kita harus bertanya, kalau setiap hari kita membaca koran, bahkan mungkin tidak hanya satu koran, mungkin bahkan tidak hanya satu halaman, mungkin seluruh halaman kita baca. Setiap hari bahkan kita rindu pada loper koran. Kita menunggu-nunggu kedatangannya. Kadang kita pertanyakan kenapa anda terlambat? Kita boleh bertanya bagaimana sikap kita terhadap Al Qur’an, serindu itukah? seserius itukah kita membaca Al Qur’an? Berapa lembar Al Qur’an setiap hari kita baca? Apakah kita merasa rindu dan merasa ada sesuatu yang kurang kalau kita tidak membaca Al Qur’an?

Saya tanyakan ini karena saya pun pembaca koran. Saya juga tidak kurang dari lima koran setiap hari saya baca. Saya merasakan bagaimana kalau saya satu hari tidak membaca koran. Saya sering mempertanyakan kalau pada jam tertentu dimana koran sudah harus datang ke tempat saya tapi belum datang, saya akan pertanyakan kenapa anda tidak datang, karena saya memang memerlukan informasi yang terus membaharu agar kita bisa menyikapi seluruh perkembangan juga dengan cara-cara yang membaharu. Alhamdulillah setiap hari saya juga membaca Al Qur’an yang bisa 1 juz, bisa setengah juz, itu artinya lebih dari 15-an halaman.

Saya hanya ingin mengatakan bahwa sesibuk apapun kita, sesungguhnya kita masih selalu punya waktu untuk membaca Al Qur’an. Mengapa? karena analog sederhana, sesibuk apapun, kita masih membaca koran juga. Masa iya sih, kita profesional muda, kita kalangan orang yang berani merubah sikap hidup kita, ingin merealisasikan tujuan utama dari kehidupan dengan menggapai nilai-nilai taqwa, kemudian kita tidak meluangkan waktu? Bukan, sesungguhnya mungkin kata meluangkan waktu pun kurang tepat. Kita memprogramkan untuk kemudian mementingkan ada waktu untuk membaca Al Qur’an, mengerti Al Qur’an, agar kita bisa menyebarluaskan nilai-nilai Al Qur’an.

Sekali lagi : JANGAN PERNAH LELAH!!!

"Ketika kita keras terhadap kehidupan,niscaya kehidupan akan tunduk kepada kita. Sebaliknya, ketika kita lemah terhadapnya maka kita akan mudah ia kalahkan, kita jadi gampang menyerah kalah".

Jiwa manusia itu terbentuk berdasarkan bagaimana ia melewati kehidupan dan bagaimana ia memaknainya. Ada jiwa-jiwa yang kokoh bagai karang, tak goyah walau cobaan hidup datang silih berganti. Ada juga yang rapuh, mudah roboh, bagai pohon kayu yang tumbang walau terhembus angin sedikit saja. Ada yang mampu kalahkan keadaan, sebaliknya, ada juga yang mudah menyerah, cengeng, tak punya semangat juang sama sekali, adanya hanya menyalahkan keadaan.

“Seandainya bukan karena kesulitan hidup maka seluruh manusia akan jadi orang mulia” (Sastrawan : Al-mutanabbi)

Terimakasih Kita Untuk Siapa ?

Allah menciptakan para setiap hamba agar selalu mengingat-Nya, dan Dia menganugerahkan rezeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya agar mereka bersyukur kepada-Nya.

Namun, mereka justru banyak yang menyembah dan bersyukur kepada selain Dia. Tabiat untuk mengingkari, membangkang, dan meremehkan suatu kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa kita manusia. Karena itu, Kita tak perlu heran dan resah bila mendapatkan mereka mengingkari senua kebaikan yang pernah kita berikan, mencampakkan budi baik yang telah kita tunjukkan. Lupakan saja bakti yang telah kita persembahkan kepada orang lain.

Bahkan, tak usah resah bila mereka sampai memusuhi kita dengan sangat keji dan membenci kita sampai mendarah daging, sebab semua itu mereka lakukan adalah justru karena kita telah berbuat baik kepada mereka.

Dan, mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya) kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. (QS. At-Taubah: 74)

Template by:

Free Blog Templates