Friday, June 10, 2011

11 Keistimewaan Islam

Ada 2 wasiat Allah buat manusia:

1. Wasiat Khusus

Yaitu wasiat Allah yang disampaikan buat anak-anak Ibrahim melalui Nabi Ibrahim A.S.

Sebagaimana firman Allah:

"Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (QS. 2 : 132)

2. Wasiat Umum

Yaitu wasiat Allah untuk seluruh orang beriman, sebagaimana Firman Allah:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. 3 : 102)

Dalam 2 wasiat tersebut, Allah mewasiatkan agar kita jangan mati kecuali dalam memeluk agama Islam. Ayat-ayat ini juga bisa menjawab syubhat yang didengung-dengungkan oleh Kaum Liberal yang menyatakan semua agama sama. Kalo memang sama, kenapa Allah hanya menyuruh kita untuk memeluk agama Islam???

Berikut saya sampaikan 11 Keistimewaan Islam agar kita lebih yakin memeluk agama ini, dan tidak menjual aqidah kita hanya untuk mendapatkan nikmat dunia belaka. Naudzubillahi min dzalik.

1. Lafadz Islam diberikan langsung oleh Allah SWT.

Allah berfirman: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam..." (QS. 3 : 19). Hal ini berbeda dengan agama lain yang namanya berdasarkan nama orang, nama tempat, dan nama-nama lainnya yang berhubungan dengan agama itu. Misal Nasrani yang diambil dari nama tempat yaitu Nazareth, Budha berasal dari nama Sidharta Gautama Budha, dan lain sebagainya.

2. Islam menghapus seluruh dosa dan kesalahan bagi orang kafir yang masuk Islam.

Hal ini berdasarkan Firman Allah:

"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu : "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang dahulu ." (QS. 8 : 38)

3. Islam menjadi sebab terhindar seseorang dari api neraka.

Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk Neraka barang siapa dalam hatinya ada iman walaupun seberat biji sawi." (HR. Muslim).

4. Islam adalah agama dalil.

Pada waktu jaman Rasulullah SAW masih hidup, se

Mengemis itu "memberi"

Nadia berlari-lari kecil menuju teras rumah. Tangannya menenteng pecahan uang seribuan. Matanya berbinar. Hatinya berbunga-bunga. Gadis yang manis, gadis yang baik.

Tiba di depan pintu hatinya tertegun. Ini lagi! Ini lagi! Hatinya berontak. Wajahnya berubah kecut. Masam. Sangat tidak enak dilihat. Tapi, Nadia seperti tak punya daya. Ia menyerahkan pecahan ribuan itu kepada si pengemis.

Dari jauh Pak Ustadz memperhatikan wajah Nadia yang berubah. Setelah pengemis menghilang dari pandangan dan Nadia berbalik, Pak Ustadz bertanya lembut.

“Kenapa wajahmu, Nak. Kok tiba-tiba berubah kecut?”

Nadia, gadis terkecil, putri Pak Ustadz mulanya tak mau menjawab. Namun, setelah ayahnya sedikit memaksa, ia akhirnya mau bicara.

“Abi, Nadia tuh kesel sama pengemis itu. Sering banget deh ia ke sini. Kayaknya baru minggu kemarin ia ke sini, eh sekarang sudah ke sini lagi….”

“Memang kalau sering ke sini terus kenapa?”

“Lho, kan Abi sendiri yang sering bilang kalau ‘memberi itu lebih baik daripada meminta’. Kalau pengemis itu terus-terusan ke sini, kapan pengemis itu punya waktu untuk memberi ke kita. Masa meminta terus?!”

Pak Ustadz tersenyum melihat ucapan Nadia. Dalam hatinya ia bersyukur Allah memberikan gadis yang cerdas kepadanya. Semoga ia menjadi anak yang sholehah, batin Pak Ustadz.

“Nadia, pengemis itu juga memberi kepada kita. Setiap kedatangannya selalu memberi. Kita dan pengemis itu sebenarnya saling memberi.”

Nadia tertegun. Ia bingung dengan ucapan ayahnya.

“Pengemis itu memberi…..” gumam Nadia.

“Ya, benar! Pengemis itu memberi kesempatan kepada kita untuk memberikan sedikit rezeki yang kita punyai. Coba Nadia pikir, bagaimana kalau pengemis itu tidak datang ke sini? Kita jadi tidak memberi-kan?”

Nadia manggut-manggut mendengar ucapan ayahnya.

“Dan ingat Nadia, tidak sedikit pengemis yang datang khusus memberi doa kepada kita karena kebaikan kita selama ini.”

Nadia kini tersenyum. Hatinya lega.

“Anakku, “kata Pak Ustadz sambil mengelus kepala Nadia.

“Setiap makhluk ciptaan Allah itu ditakdirkan untuk ‘memberi’, bukan meminta. Matahari memberi cahaya. Angin memberi hawa sejuk. Laut memberi ikan. Lebah memberi madu. Indahkan kalau kita memberi.”

Nadia memeluk ayahnya. Ah, betapa bahagianya ia memiliki ayah yang demikian baik hati. * * *

Oleh : Sigit Widiantoro
http://fiksi.kompasiana.com/group/prosa/2010/07/07/mengemis-itu-memberi/

Belajar Melembutkan Hati

Hari ini hari yang melelahkan bagi Azam. Sepanjang waktu. Dari mulai pagi hingga menjelang maghrib, ia mesti mengikuti ajakan Pak Ustadz. Pergi melanglang buana. Ke mana saja? Menuruti kata hati, begitu kata Pak Ustadz.

Awalnya biasa saja. Pak Ustadz mencari Azam seusai sholat Isya berjamaah. Ketemu! Azam langsung ditarik ke sudut masjid. Sambil tersenyum ramah Pak Ustadz bertanya.

“Azam, bisa tidak besok menemani saya keliling-keliling?”

“Ke mana Pak Ustadz?” tanya Azam sedikit penasaran.

“Yah…. ke mana saja. Mau nggak?”

Azam tak mungkin menolak permintaan orang yang dihormatinya itu. Ia hanya mengangguk sembari mulutnya berucap, iya.

Esoknya Pak Ustadz sudah membawa sepeda motor tuanya. Tak lupa dua helm sudah ada di tangan. Sampai di rumah Azam, Pak Ustadz menampakkan senyumnya. Azam seolah kebingungan. Ke mana sebenarnya kita ini? Tapi, ia tidak peduli sebab ia tahu Pak Ustadz pasti mengajak ke jalan kebenaran.

Motor melaju dengan sedikit kencang

Thursday, June 9, 2011

Kisah Dua Orang Tukang Sol

Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.

Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.

Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.

“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.

“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.

“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin tahitan.” kata mang Udin memelas.

“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”

“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.

“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.

“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.

“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.

Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.

“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”

KOTAK SEPATU

Henry dan Marta sudah menikah lebih dari 40 tahun. Tentu, sepasang manusia itu kini telah renta. Umur Henry 72 tahun dan umur Marta 68 tahun. Ketika hidup berumah tangga, keduanya tidak pernah menyimpan rahasia. Kecuali, sebuah kotak sepatu yang di simpan Marta di lemari pakaiannya. Marta berpesan kepada suaminya untuk tidak sekali-kali membukanya atau bahkan menanyakan tentang barang itu kepadanya.
Suatu ketika, Marta sakit keras. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Henry dan anak-anak mereka untuk menyembuhkan Marta. Tetapi, tak satu pun yang berhasil. Dokter sudah angkat tangan dengan penyakit Marta. Mengingat tuanya usia Marta, tidak mungkin bagi dokter untuk melakukan tindakan-tindakan medis seperti yang biasa dilakukan pada penderita biasa.
Saat berbaring di tempat tidur, Marta berkata lirih pada suaminya, “Tolong ambilkan kotak sepatu di lemari pakaianku.” Henry segera beranjak dari tempat duduknya dan mengambil kotak sepatu itu, lalu memberikannya pada istrinya. Rupanya Marta sadar, bahwa ini adalah saat yang tepat untuk membuka rahasia di dalam kotak sepatu itu.
“Bukalah.” Marta berkata lagi pada suaminya. Perlahan-lahan Henry membuka penutup kotak itu. Henry mendapati ada dua boneka rajut dan setumpuk uang senilai hampir sepuluh juta rupiah. Henry lalu menanyakan ada apa dengan dua boneka rajut dan uang itu pada istrinya.
“Ketika kita menikah, ada sebuah rahasia perkawinan yang dituturkan Nenekku.” Marta bercerita, “Nenekku berpesan bahwa jangan sekali-kali membentak atau berteriak pada suamimu. Nenek bilang jika suatu saat saya marah padamu, saya harus tetap diam dan merajut sebuah boneka.” Henry hanya bisa terdiam saat mendengar cerita istrinya. Dan, air mata pun mulai bercucuran di pipinya.
“Sayang, lalu bagaimana dengan uang sepuluh juta ini?” Tanya Henry pada Marta, “Darimana engkau mendapatkan sebanyak ini?” Isteri menyahut, “Oh, itu adalah uang hasil penjualan dari boneka-boneka yang pernah saya buat.”

Keutamaan hari Jumat

1. Hari Terbaik

Abu Hurairah z meriwayatkan bahwa Rasulullah y bersabada: "Hari terbaik dimana pada hari itu matahari terbit adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum'at

2. Terdapat Waktu Mustajab untuk Berdo'a.

Abu Hurairah z berkata Rasulullah y bersabda: " Sesungguhnya pada hari Jum'at terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah y mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu (H. Muttafaqun Alaih)

Ibnu Qayyim Al Jauziah - setelah menjabarkan perbedaan pendapat tentang kapan waktu itu - mengatakan: "Diantara sekian banyak pendapat ada dua yang paling kuat, sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits yang sahih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat. Kedua, sesudah Ashar, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi (Zadul Ma'ad Jilid I/389-390).

3. Sedekah pada hari itu lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya.

Ibnu Qayyim berkata: "Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya". Hadits dari Ka'ab z menjelaskan: "Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya".(Mauquf Shahih)

4. Hari tatkala Allah l menampakkan diri kepada hamba-Nya yang beriman di Surga.

Sahabat Anas bin Malik z dalam mengomentari ayat: "Dan Kami memiliki pertambahannya" (QS.50:35) mengatakan: "Allah menampakkan diri kepada mereka setiap hari Jum'at".

5. Hari besar yang berulang setiap pekan.

Inspirasi : Burung Gereja, Sapi, dan Kucing

Banyak ayat Al-Qur’an yang mennyuruh kita membaca alam raya ini dan memikirkan kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Inti dari semua adalah Tuhan menyuruh kita untuk belajar melihat apa yang ada tersirat, jangan hanya puas dengan yang tersurat saja. Kerugian yang dialami oleh orang yang tidak bisa membaca yang tersirat, mungkin dapat merenungkan dari pengalaman yang di alami seekor burung gereja:

Ada seekor burung gereja yang sedang terbang di musim salju. Karena mengalami kedinginan yang amat sangat, sayapnya membeku sehingga tidak bisa dikepakkannya lagi. Ia pun jatuh disebuah tanah lapang. Setelah beberapa lama terbaring kedinginan, maka tiba-tiba lewat seekor sapi yang tanpa sengaja mmbuang kotorannya tepat menimpa badannya. Kontan sumpah serapah pun segera meluncur keluar dari mulut mungilnya!.

Rupanya tanpa disadari oleh burung gereja itu, hangatnya kotoran sapi yang menimpanya itu lambat laun membuat suhu tubuhnnya berangsur normal. Ketika ia sedang bersiap-siap akan terbang kembali, tiba-tiba muncullah seekor kucing. Keruan saja burung gereja ini panik dengan secepatnya terbang menghindar, karena sayapnya rupanya masih agak membeku. Ia pun dengan ketakutan yang amat sangat terpaksa pasrah saja menerima nasib. Namun diluar dugaannya kucing yang biasanya tidak pernah ramah terhadap burung geraja, kali ini bersifat sangat simpatik. Ia sama sekali tidak mengganggunya, bahkan menjilat-jilati badannya seolah-olah ingin membersihkan sisa-sisa kotoran sapi yang melekat pada bulu-bulunya. Sehingga akhirnya bersihlah seluruh badan burung gereja itu.

Hangatnya kotoran sapi serta jilatan kucing itu rupanya mampu memulihkan kondisi burung gereja itu untuk dapat terbang kembali. Namun walaupun demikian burung gereja ini ternyata belum mau terbang. Rupanya ia menikmati jilatan kucing itu sebagai perlakuan yang memanjakannya. Maka ia pun membiarkan dirinya tetap terbaring sambil berpura-pura masih kedinginan, dengan harapan semoga kucing itu akan menjilatinya lagi.

Template by:

Free Blog Templates