Monday, March 19, 2012

Air Mata Mutiara




Air Mata Mutiara





Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.





"Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu."





Si ibu terdiam sejenak, "Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.





Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya.





Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.





Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga.





Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.





Pesan moral:





Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa".





Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa".





Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami.





Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang, atau menjadi kerang yang menghasilkan 'mutiara'.





Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang 'biasa-biasa saja'.





Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu...





"Airmataku diperhitungkan Tuhan.. dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara."





Terima kasih jikalau Anda sudah men-share cerita ini kepada teman-teman Anda sehingga teman-teman Anda memiliki peluang untuk menjadi mutiara yang sangat berharga.

Monday, March 12, 2012

PIDATO ANAK 12 TH YANG MEMBUNGKAM PARA PEMIMPIN DUNIA DI PBB

PIDATO ANAK 12 TH YANG MEMBUNGKAM PARA PEMIMPIN DUNIA DI PBB

Cerita ini berbicara mengenai seorang anak dari Kanada bernama Severn Suzuki, seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental
Children’s Organization ( ECO ).

ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak” lain mengenai masalah lingkungan.

Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Severn yg berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat yg memberikan pengaruh besar ( dan membungkam ) beberapa pemimpin dunia terkemuka.

Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil berusia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang terkemuka yg berdiri dan memberikan tepuk tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun.

Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)

Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O – Enviromental Children Organization Kami adalah kelompok dari Kanada yg terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang.

Saya berada disini mewakili anak-anak yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak di dengar.

Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya – hilang selamanya.

alam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal
tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?
Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki
semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai
asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang
telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi – tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi – dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air
dan tanah di planet yang sama – perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.
Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan.
Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.

Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan – kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: ” Aku berharap aku kaya,
dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang ” .

Jika seorang anak yang berada dijalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia
sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan
yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari
anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak
yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau
pengemis di India .

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang
yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan
dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya
dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk
berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan
orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita
timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk berbagi dan
tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan
pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konperensi ini, mengapa anda
melakukan hal ini – kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah
yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua
seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan
mengatakan, ” Semuanya akan baik-baik saja , ‘kami melakukan yang
terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.”

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada
kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua?
Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu,
bukan oleh kata-katamu”.

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari.
Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang
A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.
***********

Servern Cullis-Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konperensi PBB,
membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan
pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir
diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah
kepada anak berusia 12 tahun itu.

Dan setelah itu, ketua PBB mengatakan dalam pidatonya:

” Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena
saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan isinya
disekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju berdiri
di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato. Sedangkan saya
maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya
kemarin. Saya … tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12
tahun “

——— ——
*Tolong sebarkan tulisan ini ke semua orang yang anda kenal, bukan untuk
mendapatkan nasib baik atau kesialan kalau tidak mengirimkan, tapi mari
kita bersama-sama membuka mata semua orang di dunia bahwa bumi sekarang
sedang dalam keadaan sekarat dan kitalah manusia yang membuatnya seperti
ini yang harus bertindak untuk mencegah kehancuran dunia.
*(Copyright from: Moe Joe Free)*

Mundur untuk Meloncat Lebih Tinggi


Mundur untuk Meloncat Lebih Tinggi

Suatu hari seorang murid dan guru berjalan menuruni gunung menuju ke kota, di dalam perjalanan mereka bertemu anak sungai yang aliran airnya tidak terlalu deras, saat itu sang guru melangkahi sungai tersebut dengan sangat mudah, walaupun sungai tersebut cukup lebar.

Sang murid yang melihat gurunya dengan sangat kagum, dan sang guru memintanya untuk mengikuti langkahnya. Sang murid merasa ia tidak mampu melangkahi sungai tersebut hanya dengan satu langkah lebar, maka murid tersebut berjalan mundur dua langkah dan berlari kecil melompati sungai tersebut, hap, sungai itu berhasil dilalui.

Semakin jauh perjalanan mereka, rintangan yang dihadapi pun semakin berat, sang murid mengikuti gurunya di belakang dengan sangat hati-hati.

Tibalah mereka di sebuah jurang yang cukup terjal, namun tidak terlalu lebar. Di ujung jurang tersebut sang guru melangahkan kaki dengan yakin dan langkah pasti yang lebar, sang guru berhasil melangkahkan kakinya di sebrang jurang. Sang murid yang melihatnya sangat terkejut, sang guru pun berkata.

“Ayo melangkahlah menuju sisi jurang ini, lebar jurang ini sama seperti sungai yang kita lalui sebelumnya !”

Sang murid, yang melihat gurunya di sebrang jurang menunjukkan sebuah raut keraguan di wajahnya. Dengan seksama ia perhatikan lebar jurang tersebut, kedalamannya dan melihat ke belakang.

Dengan penuh kepastian ia mengambil lima langkah mundur dan bersiap menyebrangi jurang tersebut dengan berlari dan meloncat sepenuh tenaga, dan sekali lagi perhitungannya tepat. Sang murid berhasil menyebrangi jurang tersebut berkat kecerdikannya.

Sesampainya di sebrang jurang sang guru mengelus lembut kepala muridnya sambil berkata

“Wahai muridku, tahukah engaku apa yang membedakan loncatanmu saat di sungai dan di tepi jurang ? Walaupun dengan lebar yang sama, namun kau dapat melihat rintangan yang berbeda dari kedua hal tersebut, karena itu kau mengambil langkah mundur yang lebih banyak saat loncat di tepi jurang untuk memastikan keselamatanmu.

Begitu juga dengan kehidupan, saat tantangan hidup di depanmu lebih besar, kau harus melangkah mundur sedikit lebih banyak agar kita mampu mengatasi segala kemungkinan yang ada dan meloncat lebih tinggi.

Saat kau mengalami suatu kemunduran dalam hidupmu, entah itu kegagalan, jatuh, dikhianati, mungkin itulah langkah mundurmu agar dapat melompat lebih tinggi dan meraih setiap kesuksesanmu.”

KEJUJURAN





KEJUJURAN

Dipinggiran kota besar Taipeh, berdiamlah sepasang suami istri LIEN. Mereka tidak dikarunia seorang anak pun, karena itu mereka merasa hidupnya kurang bahagia. Setiap hari mereka tidak pernah lupa berdoa kepada Thian, Tuhan Yang Maha Esa agar dikarunia seorang anak.

Suatu pagi ketika mereka sedang tidur, mereka dikejutkan oleh tangisan seorang bayi.

Oleh karena itu mereka segera bergegas keluar kamar. Dan betapa terkejutnya mereka ketika membuka pintu rumah. Terlihatlah sebuah keranjang berisi bayi mungil yang tampan sedang menangis. Dengan segera digendongnya bayi itu masuk ke dalam rumah. Bayi itu mereka beri nama SAU LIEN.

Sejak saat itu SAU LIEN tinggal bersama keluarga LIEN. Mereka sangat menyayangi SAU LIEN, bagaikan anak kandung sendiri. Sebagai rasa terima kasih kepada Thian, maka SAU LIEN dididik dan diperlihara dengan baik.

Tahun berganti tahun, tak terasa SAU LIEN telah menjadi seorang pemuda yang perkasa. Dia sangat rajin membantu ayahnya di ladang dan menjual hasilnya ke kota. Pada suatu hari, ketika SAU LIEN sedang bekerja di ladang, datanglah seorang peramal ke rumah keluarga LIEN dan berkata kepada mereka, “Kalian harus menyuruh SAU LIEN segera pergi dari sini, karena suatu saat dia akan menjadi seorang pencuri dan membuat keluarga ini susah”.

Betapa sedih hati mereka mendengar hal itu. Karena mereka begitu percaya pada peramal yang cukup disegani di kampung itu. Setelah peramal itu pergi, mereka menangis tersedu-sedu. “Aku seakan tak percaya pada pendengaranku tadi, tetapi kalau hal ini sungguh terjadi, betapa malunya kita”. Demikian kata LIEN kepada istrinya.

Dengan demikian mereka akhirnya bersepakat menyuruh SAU LIEN pergi dengan membekalinya beberapa helai baju dan uang secukupnya. Perpisahan itu sangatlah mengharukan. Ibu SAU LIEN tak henti-hentinya menangis.

“Sudahlah bu, kalau saya memang harus pergi dari rumah ini tidak apa-apa. Ini kulakukan demi kebaikan kita semua”, kata SAU LIEN sambil memeluk ibunya.

Beberapa tahun kemudian, SAU LIEN bekerja di sebuah kota yang jaraknya beberapa mil dari kota Taipei. Siang itu SAU LIEN makan di sebuah kedai, tasnya diletakkan dilantai. Selesai makan, dia bangun dan mengambil tasnya kembali.

“Hei, ada yang aneh dari tasku ini. Tas ini terasa lebih berat”, pikirnya. Dan betapa terkejut dia, ketika melihat batangan-batangan emas murni di dalam tasnya. Baru ia sadar, bahwa seseorang telah salah mengambil tasnya, yang mungkin serupa dengan tas SAU LIEN.

Akhirnya SAU LIEN mengambil keputusan, dia tidak akan pergi dari kedai itu. Ia tetap di situ sambil makan kue-kue yang ada. Dugaan SAU LIEN tidak meleset, menjelang sore harinya datanglah seorang pemuda sambil berkata. “Siapa yang telah melihat tasku, yang serupa ini di sini? “Teriaknya sambil menunjukkan tasnya yang ternyata sama dengan tas yang dipegang SAU LIEN. SAU LIEN memang anak yang jujur, maka dia segera bangkit dan mendekati pemuda itu.

“Ini tasmu kekumbalikan, kau tadi telah salah mengambil tasku”, kata SAU LIEN. Betapa gembira dan terharunya pemuda itu, dengan serta merta dia memeluk SAU LIEN. “Baru kali ini aku bertemu dengan pemuda sejujur kau, mari kuperkenalkan kau kepada ayahku”, kata pemuda itu.

Ternyata pemuda itu adalah putra dari seorang pengusaha yang berhasil dan kaya. Dengan segera SAU LIEN diberi pekerjaan yang lebih baik. Sebelum mulai bekerja, dia diberi waktu untuk menemui ayah dan ibunya di kampung halamannya dengan dibekali baju, makanan dan uang untuk mereka.

Ayah dan ibunya terkejut bercampur gembira melihat kedatangan SAU LIEN. Ibunya lalu duduk di dekatnya sambil mendengarkan cerita SAU LIEN, dengan rasa haru dan bangga yang tak tertahankan lagi, ibunya segera memeluk tubuh SAU LIEN bagaikan tak akan dilepaskannya lagi.

Dengan demikian cerita SAU LIEN pun menyebar ke seluruh kampungnya dari mulut ke mulut. Betapa malunya peramal itu, sampai akhirnya dia pindah dari kampung tersebut. SAU LIEN tidak saja menjadi putra kebanggaan ayah dan ibunya, tetapi juga merupakan kebanggaan penduduk di kampungnya.

Cerita tentang SAU LIEN seorang anak yang jujur dan berbakti kepada orang tuanya. Tentunya kita dapat meneladani atau meniru sifat dari SAU LIEN ini. Kejujuran adalah hal yang penting dalam hidup manusia, seperti yang terdapat dalam lima kebajikan yaitu DAPAT DIPERCAYA dan ingatlah sabda Kongzi, “Bersikap keras kepada diri sendiri dan bersikap lunak kepada orang lain, akan menjauhkan sesalan orang"

Terinspirasi? Share cerita ini kepada teman-teman Anda agar mereka juga dapat terinspirasi sama seperti Anda.

KEAJAIBAN HIDUP


KEAJAIBAN HIDUP

Pada suatu hari sepasang suami isteri sedang makan bersama di rumahnya. Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk seorang pengemis. Melihat keadaan pengemis itu, si isteri merasa terharu dan dia bermaksud hendak memberikan sesuatu. Tetapi sebelumnya sebagai seorang wanita yang patuh kepada suaminya, dia meminta izin terlebih dahulu kepada suaminya, "Suamiku, bolehkah aku memberi makanan kepada pengemis itu ?".

Rupanya suaminya memiliki karakter berbeda dengan wanita itu. Dengan suara lantang dan kasar menjawab, "Tidak usah! usir saja dia, dan tutup kembali pintunya!" Si isteri terpaksa tidak memberikan apa-apa kepada pengemis tadi sehingga dia berlalu dengan kecewa.

Pada suatu hari yang naas, perdagangan lelaki itu jatuh bangkrut. Kekayaannya habis dan ia menderita banyak hutang. Selain itu, karena ketidakcocokan sifat dengan isterinya, rumah tangganya menjadi berantakan sehingga terjadilah perceraian.

Tidak lama sesudahnya bekas isteri yang pailit itu menikah lagi dengan seorang pedagang dikota dan hidup berbahagia. Pada suatu ketika wanita itu sedang makan dengan suaminya (yang baru), tiba-tiba ia mendengar pintu rumahnya diketuk orang. Setelah pintunya dibuka ternyata tamu tak diundang itu adalah seorang pengemis yang sangat mengharukan hati wanita itu. Maka wanita itu berkata kepada suaminya, "Wahai suamiku, bolehkah aku memberikan sesuatu kepada pengemis ini?". Suaminya menjawab, "Berikan makan pengemis itu!".

Setelah memberi makanan kepada pengemis itu isterinya masuk kedalam rumah sambil menangis. Suaminya dengan perasaan heran bertanya kepadanya, "Mengapa engkau menangis? apakah engkau menangis karena aku menyuruhmu memberikan daging ayam kepada pengemis itu?".

Wanita itu menggeleng halus, lalu berkata dengan nada sedih, "Wahai suamiku, aku sedih dengan perjalanan takdir yang sungguh menakjubkan hatiku. Tahukah engkau siapa pengemis yang ada diluar itu ?............ Dia adalah suamiku yang pertama dulu."

Mendengar keterangan isterinya demikian, sang suami sedikit terkejut, tapi segera ia balik bertanya, "Dan, tahukah engkau siapa aku yang kini menjadi suamimu ini?.................. Aku adalah pengemis yang dulu diusirnya!".

Roda hidup selalu berputar. Anda tidak akan pernah tahu posisi Anda akan diatas atau di bawah.

Berikanlah kebahagiaan kepada orang lain selagi Anda mampu melakukannya..

Hal Terpenting Dalam Hidup






Hal Terpenting Dalam Hidup

Seorang professor filosofi berdiri di kelas dengan beberapa barang di atas meja di depannya. Ketika kelas dimulai, tanpa bicara ia mengambil sebuah botol kosong mayonaise yang cukup besar dan mulai mengisinya dengan bebatuan, dengan diameter sekitar 2 inci.

Dia lalu bertanya kepada murid-muridnya jikalau botol itu telah penuh. Murid-muridnya sepakat mengatakan Ya.

Lalu professor tersebut mengambil sebuah box berisi bebatuan kecil dan menuangkannya ke dalam botol. Ia mengguncang botol tersebut dengan ringan. Bebatuan kecil itu, tentu saja, bergulir ke ruang kosong di antara bebatuan tersebut.

Dia lalu bertanya kepada murid-muridnya lagi jikalau botol itu telah penuh. Mereka sepakat mengatakan Ya.

Professor tersebut mengambil sebuah box berisi pasir dan menuangkannya ke dalam botol. Tentu saja, pasir tersebut mengisi semuanya.

Dia lalu bertanya kepada murid-muridnya lagi jikalau botol itu telah penuh. Mereka sepakat menjawab Ya.

"Sekarang," kata professor, "Saya ingin Anda untuk menyadari bahwa botol ini melambangkan hidup Anda. Batu-batuan adalah hal yang terpenting - keluarga Anda, partner Anda, kesehatan Anda, anak-anak Anda - hal-hal yang jikalau apapun yang lain telah hilang dan hanya mereka yang tersisa, hidup Anda masih akan tetap penuh.

Batu-batuan kecil adalah hal-hal lainnya yang bermanfaat - seperti pekerjaan Anda, rumah Anda dan mobil Anda.

Pasir adalah sisanya. Hal-hal kecil."

"Jikalau Anda memasukkan pasir ke dalam botol terlebih dahulu," ia melanjutkan "tidak akan ada ruang lagi untuk batu-batuan kecil dan batu-batuan besar. Hal yang sama juga berlaku bagi hidup Anda.

Jikalau Anda menghabiskan semua waktu Anda dan energi Anda untuk hal-hal yang kecil, Anda tidak akan memiliki ruang untuk hal-hal yang penting bagi Anda. Perhatikan hal-hal yang penting bagi kebahagiaan Anda. Bermainlah dengan anak-anak Anda. Ajak partner Anda untuk berdansa. Akan selalu ada waktu untuk bekerja, membersihkan rumah, membuat sebuah pesta dan lainnya.

Uruslah batu-batuan besar terlebih dahulu - hal-hal yang sangat penting. Buat prioritas Anda. Sisanya hanyalah pasir."

Silahkan share cerita ini jikalau Anda merasa terinspirasi. Bagikan inspirasi ini kepada orang-orang yang Anda cintai

Berhenti dan Dengarkan Berhenti dan Dengarkan

Berhenti dan Dengarkan

Ini sangatlah luar biasa. Mohon luangkan waktu Anda sejenak untuk membaca:

Seorang pria duduk di stasiun di Washington DC dan mulai bermain biola. Saat itu pagi Januari yang dingin. Dia memainkan 6 lagu Bach selama kurang lebih 45 menit. Di waktu tersebut, karena pada jam sibuk, di perkirakan ada sekitar 1,100 orang melewat stasiun tersebut, banyak diantara mereka dalam perjalanan kerja.

Tiga menit berlalu, dan ada seorang pria tua meperhatikan bahwa ada seorang musisi bermain. Dia memperlambat kecepatannya, dan berhenti beberapa detik, dan kemudian dengan segera tergesa-gesa untuk menemui jadwalnya.

Semenit kemudian, pemain biola itu menerima tips 1 dollar pertamanya: seorang wanita melemparkan uang tersebut tanpa berhenti dan melanjutkan berjalan.

Beberapa menit kemudian, seseorang bersandar di dinding untuk mendengarkannya, tetapi pria tersebut melihat jamnya dan mulai berjalan lagi. Jelas bahwa dia terlambat untuk kerja.

Seseorang yang memperhatikan dengan sangat adalah seorang bocah berumur 3 tahun. Ibunya membawanya serta, terburu-buru tetapi anak tersebut berhenti untuk melihat sang pemain biola. Akhirnya, ibunya mendorong dengan kuat, dan anak tersebut kembali berjalan, sambil membalikkan kepalanya. Aksi ini terulang oleh beberapa anak lainnya. Setiap orang tua, tanpa terkecuali, memaksa mereka untuk lanjut berjalan.


Dalam 45 menit musisi itu bermain, hanya 6 orang yang berhenti dan berdiam diri untuk sesaat. Sekitar 20 orang memberikannya uang, tetapi lanjut berjalan dalam kecepatan normal mereka. Dia mengumpulkan $32. Ketika dia selesai bermain dan keheningan muncul, tidak ada seorang pun memperhatikannya. Tidak ada seorangpun yang bertepuk tangan atau ada penghargaan apapun.

Tidak ada seseorangpun yang mengetahuinya, bahwa sang pemain biola adalah Joshua Bell, salah seorang musisi paling bertalenta di dunia. Ia baru saja memainkan salah satu musik terumit yang pernah dituliskan, dalam sebuah biola seharga 3.5 juta dollar.

Dua hari sebelum permainannya di kereta api bawah tanah, Joshua Bell bermain dalam sebuah teater di Boston dengan tiket yang sold-out dengan harga rata-rata $100.

Ini adalah cerita nyata. Joshua Bell menyamar untuk bermain di stasiun dan acara tersebut diatur oleh Washington Post sebagai bagian dari eksperimen sosial tentang persepsi, rasa dan prioritas dari orang-orang. Bahan percobaannya adalah: dalam sebuah lingkungan yang umum pada waktu yang tidak tepat: Apakah kita menghargai sebuah keindahan? Apakah kita akan berhenti untuk menghargainya? Apakah kita akan mengenal talenta tersebut dalam konteks yang tidak terduga?

Salah satu kesimpulan yang mungkin bisa diambil dari percobaan ini adalah:

Jikalau kita tidaka memiliki waktu untuk berhenti dan mendengarkan salah seorang musisi terbaik di dunia memainkan musik terbaik yang pernah ditulis, berapa banyak hal lainnya yang kita telah kehilangan?

Berhentilah sejenak dan dengarkan.
Sering kali kita bergerak terlalu cepat dan terburu-buru sehingga kita kehilangan begitu banyak hal berharga di dalam hidup kita.



Jikalau Anda suka kejadian nyata ini dan menginspirasi Anda, share kepada teman-teman Anda agar menjadi inspirasi dan pengingat bagi mereka juga.

Jangan Menyerah


Jangan Menyerah

Tahun 1992, seorang pemuda di favoritkan untuk menjadi pemenang perlombaan lari 400 meter pada Olimpiade Barcelona. Namun, ketika perlombaan berlangsung, 250 meter sebelum garis finish, segala harapannya harus pupus karena otot hamstringnya robek dan dengan rasa nyeri yang luar biasa.

Ini adalah cerita dari Derek Redmond. Setelah terpaksa harus mundur pada Olimpiade tahun 1998 karena cedera, Redmond muncul untuk Olimpiade 1992 di Barcelona dan bertekad untuk memenangkan medali.

Ayahnya berpergian dengannya ke Barcelona, sama seperti yang dia lakukan untuk semua kompetisi utama anaknya. Mereka adalah partner yang hebat dan ketika Derek berlari, seolah-olah ayahnya selalu berada di sisinya. Ini adalah waktunya, saatnya, untuk menunjukkan kepada dunia betapa berbakatnya dia sebenarnya.

Karirnya tampak menjanjikan ketika pada usia 19, Ia memecahkan rekor 400m Eropa dengan 44.50 detik. Tampaknya seolah-olah tidak ada yang dapat mengalahkannya. Setelah diganggu oleh beberapa cedera serius, Derek Redmond sekarang menemukan dirinya dalam posisi yang dia impikan sepanjang hidupnya.

Redmond telah berhasil mencapai semifinal untuk balapan 400m Olimpiade 1992 di Barcelona. Dia tahu bahwa orang akan mengingatnya setelah Olimpiade, tetapi tidak untuk alasan yang akan terjadi.

Stadion ini sangat penuh, 65.000 penggemar berteriak dan bersorak. Derek Redmond selalu mengatakan kepada dirinya sendiri, "tidak peduli seberapa buruk perlombaan ini, selalu menyelesaikan," dan saat Ia melangkah ke bloknya, Ia selalu ingat hal itu.

Pistol meledak dan Redmond dengan cepat menunjukkan mengapa Ia adalah salah satu favorit untuk memenangkan medali saat ia mendahului lawannya dengan segera. Berlari di backstretch itu, Redmond bersikap serelaks mungkin dan terlihat sepertinya akan sangat mudah dalam perjalanan ke final.

Dengan tersisa 175 meter dalam perlombaan, terdengar suara di stadion yang tidak pernah ingin didengar saat perlombaan sedang berlari - pop. Dia segera menarik kaki dan terlihat rasa nyeri di seluruh wajahnya. 

Derek Redmond telah robek hamstring di semifinal Olimpiade. Dia mulai melompat-lompat dengan satu kaki saat ia ingin mengikuti moto pribadinya dan menyelesaikan lomba, tapi tak lama kemudian Ia jatuh ke tanah dalam rasa sakit yang menyiksa.

Tenaga medis bergegas membantu saat Ia terbaring meraih hamstring-nya. Air mata mengalir di wajahnya saat Ia telah menyadari bahwa peluangnya untuk memenangkan medali di Olimpiade telah hilang ... lagi.

Ini adalah saat yang akan hidup selamanya dalam tidak hanya olahraga lari, tetapi di benak jutaan orang yang menyaksikannya juga. Redmond perlahan-lahan berdiri dan mulai terpincang-pincang di trek. Semua orang mengira pemuda itu hanya akan keluar jalur karena semua pembalap lain sudah selesai, tapi semua orang segera menyadari bahwa Ia tidak putus dari lomba, dia akan menyelesaikannya.

Dengan satu kaki terpincang-pincang di trek, sendirian, Derek Redmond menunjukkan berapa besar hatinya yang Ia miliki dengan memberikan semua kemampuannya untuk melanjutkan perlombaan.

Orang-orang mulai bersorak ketika Redmond terus dengan pincang melompat di trek dengan wajah penuh rasa sakit dan air mata. Dengan 120 meter tersisa, seorang tokoh yang tak terduga datang ke dalam perlombaan, Ayah Derek, Jim, telah hadir berada di sisi putranya di trek.

Bersama-sama, dengan 65.000 orang bersorak, Derek dan ayahnya pergi ke garis finish dan menyelesaikan perlombaan, seperti Derek bersumpah bahwa dia akan selalu menyelesaikannya.

Beberapa langkah sebelum garis finish, ayahnya menarik diri dan membiarkan anaknya menyeberangi garis finis oleh dirinya sendiri. 

Derek resmi didiskualifikasi dari perlombaan dan catatan menyatakan bahwa Ia 'tidak selesai', tapi setiap orang disana tidak setuju dan berpendapat bahwa tidak hanya dia menyelesaikan perlombaan, tetapi dia melakukannya secara heroik.

Bagaimana dengan Anda?
Ujian-ujian kehidupan terkadang membuat kita penuh dengan air mata dan sakit. Namun, apakah kita berani menghadapinya atau kita berhenti begitu saja?

"Test sebuah kesuksesan bukanlah apa yang Anda lakukan saat Anda diatas; kesuksesan dilihat dari seberapa tinggi Anda melompat ketika Anda berada di bawah."

Mari hadapi setiap rintangan kehidupan dengan penuh keberanian dan katakan "Saya Bisa Mencapai Garis Finish!"

Jikalau artikel ini menginspirasi Anda, silahkan share artikel ini kepada teman-teman Anda agar hal yang sama dapat menginspirasi mereka.

Template by:

Free Blog Templates