Friday, November 4, 2016

THE HIGHEST RESULT OF TOLERANCE IS RESPECT AND SOCIAL RELATIONS

Tulisan Dokter Muslim Peraih Penghargaan Dunia: Untuk Ahok dan Para Pendukungnya

[Tulisan yang sangat bagus dari dr. Gamal Albinsaid. Beliau adalah Dokter Muda dari Indonesia yang Banggakan RI di Pentas Global. Peraih penghargaan HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneurship First Winner 2014 dan diundang ke Istana Buckingham, Inggris.

Sosoknya bisa dibaca di Liputan6 : Gamal Albinsaid, Dokter Muda yang Banggakan RI di Pentas Global]

THE HIGHEST RESULT OF TOLERANCE IS RESPECT AND SOCIAL RELATIONS

Oleh dr. Gamal Albinsaid

Bismillahirrahmanirrahim...

Dua hari lalu, sebelum saya menerima penghargaan Empowering people Award dari Siemens di Jerman, salah seorang panitia mendatangi saya untuk menanyakan cara bersalaman diatas panggung karena pimpinan mereka adalah seorang wanita. Mereka menghormati ketika tahu saya tidak bersalaman dengan wanita karena tidak ingin bersentuhan dengan yang bukan muhrim saya. Saya cukup menempelkan kedua tangan saya, lalu menyapa mereka tanpa menyentuh tangannya. Mereka mengatur itu diatas panggung agar saya merasakan kenyamanan. Itulah toleransi.

Di perjalanan ke Inggris untuk kunjungan ke 15 perusahaan, pernah saya menaiki pesawat yang tidak menyediakan makanan halal. Setelah saya sampaikan kepada mereka saya hanya bisa makan makanan halal, mereka mencari sebuah mie instan yang memiliki label halal untuk saya. Itulah toleransi

Ketika saya harus presentasi di California University yang bersamaan saat shalat Jumat, saya minta panitia menggeser jam presentasi kami, karena saya ingin melaksanakan Salat Jum’at disana. Mereka mengijinkan menggeser waktu presentasi saya. Itulah toleransi.

Ketika makan malam dengan pangeran Charles di Istana Buckingham, mereka mengatur supaya saya mendapatkan makanan untuk vegetarian agar saya merasa nyaman. Itulah toleransi.

Di berbagai pengalaman itu, saya merasakan dan menyimpulkan bahwa bentuk toleransi adalah hormat. Bagi saya “The highest result of tolerance is respect and social relations”, toleransi itu adalah bentuk penghormatan kita pada perbedaan yang ada. Mulai dari hal yang kecil seperti makanan, cara berpakaian, cara beraktivitas, sampai hal yang besar soal agama, kitab suci, dan prinsip Ketuhanan.

UNESCO dalam publikasinya “Tolerance: The Threshold of Peace”


menyatakan social relations adalah salah satu indikator dari suksesnya toleransi di sebuah masyarakat. Oleh karenanya hasil dari toleransi adalah kenyamanan individu dan keharmonisan sosial.

Mau tidak mau, pemimpin berperan besar dalam menjaga, membangun, dan menciptakan toleransi yang baik. Tidak boleh pemimpin itu masuk atau memberikan komentar terhadap agama, kitab suci, prinsip Ketuhanan, dan cara beribadah sebuah agama.

Peran pemimpin itu penting sekali dalam toleransi yang kita bangun. Kita rindu pemimpin yang mampu menyejukkan perbedaan kita dalam kesantunan, menciptakan keharmonisan diantara perbedaan dengan sikap saling menghormati dalam cinta kasih. Bukan pemimpin yang tidak mempedulikan perbedaan yang ada, menciptakan ketegangan dengan menghina agama, melecehkan kitab, membatasi cara beribadah. Seorang pemimpin harus menghormati agama yang berbeda dengan tidak menilai atau mengomentari agama, tidak mengomentari kitab suci, dan tidak mengomentari cara beribadah. Lalu bagaimana keharmonisan bisa hadir jika pernyataan mengarah pada pelecehan atau penghinaan pada kitab suci dan isi kitab suci?

Teruntuk Pak Ahok, Before you say something, stop and think how you’d feel if someone said it to you. Sungguh menyakitkan jika anda merasakan bagaimana yang kami rasakan sebagai umat Islam, kitab yang kami baca tiap hari, kami jadikan pegangan hidup, kami hafalkan, kami baca saat banyak orang tidur, kami pelajari bertahun-tahun, lalu dengan mudahnya anda sebut sebagai alat melakukan kebohongan. Apakah Pak Ahok pernah menempuh jurusan tafsir hingga merasa berhak menafsirkan Alquran seenaknya? Pak Ahok, jangan hina kitab suci saya hanya untuk kepentingan politik anda! Tidak ada sedikitpun kebohongan dalam Alquran! Hormati Alquran kami!

“Don’t get so tolerant that you tolerate intolerance”(Bill Maher).

Kita tidak boleh mentoleransi sebuah keintoleransian.

Jangan salah mengartikan toleransi, “Tolerance does not mean tolerating intolerance”.

Saya sebenarnya tidak suka menuliskan atau memberikan tanggapan soal permasalahan politik, tapi nasehat Ayaan Hirsi Ali bahwa “Tolerance of intolerance is cowardice (mentoleransi sebuah intoleransi adalah sikap pengecut)” cukup memantapkan hati saya untuk tidak diam.

Gagasan toleransi Ayaah Hirsi Ali itu sama dengan apa yang dikatakan Haji Abdul malik Karim Amrullah atau yang biasa kita kenal dengan Buya Hamka, “Jika agamamu, nabimu, kitabmu dihina dan engkau diam saja, jelaslah ghiroh telah hilang darimu…. Jika ghiroh telah hilang dari hati, gantinya hanya satu, yaitu kain kafan. Sebab kehilangan ghiroh sama dengan mati…..”,

Ya, jika diam saat agamamu dihina, gantilah bajumu dengan kain kafan. Itu jika diam.

Lalu bagaimana “jika membela orang yang menghina agamamu?” Guntur Romli dan Nusron Wahid mungkin bisa membantu saya menjawabnya.

10 Oktober 2016

gamal-albinsaid-finalis-unilever-living-young-entrepreneurs-award-2013

Gamal-winning-the-prize-1

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

» Terima Kasih sudah membaca : Tulisan Dokter Muslim Peraih Penghargaan Dunia: Untuk Ahok dan Para Pendukungnya
Jika Artikel ini bermanfaat yuk sebarkan !
" Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, baginya seperti pahala yang melakukannya. " (HR. Muslim)

Sunday, September 11, 2016

Renungan Hari Arafah

*Renungan Kecil di Hari Arafah*

بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Subhaanalloh Alhamdu Lillaah Allohu Akbar.

*Haji adalah Arafah*…
Arafah adalah Hari Perenungan…
Sebuah perenungan tentang Sang Khalik…
Sebuah perenungan tentang untuk apa kita diciptakan…

*Arafah* adalah sebuah potret kecil tentang Mahsyar…
Mahsyar adalah sebuah hari dimana manusia akan ditimbang kadar Al-Haq dalam dirinya…
Mahsyar adalah sebuah hari yang sangat terik yang tidak ada penghalang atasnya…
Mahsyar adalah sebuah hari yang mencekam dimana manusia ditimpa resah dan gelisah…
Kegelisahan yang teramat sangat karena Mahsyar adalah hari penantian tentang nasib manusia apakah ia akan masuk surga atau neraka…
Mahsyar adalah sebuah hari penyesalan…
Sebuah penyesalan karena manusia telah lalai menunaikan dharma untuk apa ia dicipta…
Sebuah penyesalan karena manusia lalai untuk beramal shaleh semasa hidup di alam dunia…

Sedemikian dahsyatnya Mahsyar, sehingga manusia kelak akan mencari perlindungan walau hanya pada sebutir kurma yang pernah ia sedekahkan…
Maka, beruntunglah mereka yang Allah beri naungan dari dahsyatnya alam Mahsyar…
Mereka adalah pemimpin yang adil…
Para pemuda yang hatinya tertambat kepada masjid…
Manusia yang bersahabat karena Allah… Manusia yang bersedekah dengan tangan kanannya tanpa harus diketahui oleh tangan kirinya…
Manusia yang menolak perbuatan keji karena takut akan Tuhannya…
Manusia yang tekun ibadahnya seraya berlinang air mata ketika ia berdzikir semata karena takut akan Tuhannya…

Selamat Hari Arafah sahabat”ku seiman…
Semoga Allah mengampuni kehinaan dan kebodohan kita…
Semoga Allah selalu menjadikan kita orang yang rendah hati di setiap langkah kaki di bumi ini…
Semoga Allah meneguhkan iman dan Islam kita…
Mengganti tangisan kita dengan senyuman…
Luka derita dengan kebahagiaan… Kesempitan rezeki dengan kelapangan… Kesesatan dengan petunjuk…
Penyakit dengan kesembuhan…
Kesulitan dengan kemudahan…
Dan keputusasaan dengan harapan..

Subhanalloh walhamdulillaah walaa ilaaha illalloh wallohu akbar Walaahaula walaaQuwwata illabillaahil ‘aliyil ‘azhiim.
Allohumma sholli ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad.
Astaghfirullohal ‘azhiim wa atuubu ilaih.....
والله أعلم بالصواب

Sunday, March 29, 2015

WA'DUL AKHIRAH

COPAS..SEMOGA BERMANFAAT..

RUGI YG TIDAK BACA ULASAN di bawah ini :
Apa yang dilakukan CIA hampir mirip temuannya dengan Rusia; bahwa tahun 2020 akan hadir sebuah peradaban baru, yang terbentang dari sebelah timur Cina sampai sebelah barat Samudera Atlantik. Peradaban baru itu bernama Khilafah Islamiyah” –DR. Bachtiar Nasir

Umat sedang dalam keguncangan yang sangat. Fitnah menyeruak, dada berdebar tidak tahu musibah apa lagi yang akan datang. Pandangan manusia sedunia tertuju pada media-media bohong yang membuat kebenaran menjadi penjahat, dan menggelari kejahatan sebagai pahlawan.

Kita sedang hidup dalam salah satu siklus sejarah. Kita sebagai umat Islam hari ini sedang berada di titik jenuh keterpurukan, lalu akan terbitlah dari kegelisahan intelektual umat ini,didukung dengan tekanan dari segala lini, yang mengakibatkan Umat Islam ini bangun dari tidurnya dan bergerak menuju kedewasaan cara berpikir.

Musuh Islam takut dengan bangunnya kekuatan Umat Islam sedunia secara kolektif. Seperti dikatakan oleh tokoh Israel David Ben Gurion, “Kami tidak takut atas sosialis, kami tidak takut revolusi-revolusi, ataupun demokrasi di wilayah Arab ini, kita hanya takut Islam sebagai rakasa yang tidur lama bangun kembali dari tidurnya dan mulai gelisah.”

Tahun 2015 ini menjadi saksi adanya rentetan kegelisahan intelektual Umat Islam yang ditandai dengan konferensi-konferensi berskala internasional, maraknya Islam menjadi bahan perbincangan semua kalangan sebagai solusi keterpurukan ekonomi, sosial bahkan sistem bernegara. Dengan munculnya Turki sebagai Negara maju yang demokratis, modern dan sejahtera membuka pemahaman baru bagi masyarakat dunia bahwa Umat Islam sedang on the way menuju kebangkitannya.

Al-Aqsha Sebagai Simbol Kemenangan

                Beberapa saat yang lalu, penulis bertemu dengan Syaikh Umar dari Gaza, beliau datang sembari mengabarkan kondisi kekinian jalur Gaza dan Palestina secara umum. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kini Pejuang Palestina HAMAS sedang dalam kondisi siaga, mereka menyiapkan segala perlengkapan terbaik untuk menghadapi Israel.

Yang menarik adalah, kini dalam setiap kampanye HAMAS dan parade pejuang kemerdekaan Palestina, mereka meneriakkan slogan ‘Wa’dul Akhirah”, atau ‘janji terakhir’ mengutip firman Allah di surat Al-Isra’ ayat 7 :

فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat (janji terakhir) hukuman bagi kejahatan yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.

                Pejuang Palestina menyuarakan sebuah slogan hebat yang bermakna tinggi, bahwasanya kemenangan Umat Islam atas Israel dan sekutunya semakin dekat, dan waktu-waktu kini adalah saat terbaik dalam merobohkan supremasi Israel di Timur Tengah, khususnya Palestina. Hingga akan datang suatu hari nanti, duri bernama Israel yang menancap di jantung dunia islam akan tercabut, dan hilang selama-lamanya.

Situasi kekalahan Israel semakin nyata dengan meningkatnya jumlah anggota parlemen (Knesset) Israel yang seperenamnya berasal dari partai anti Zionisme. Dengan terpilihnya kembali Benyamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel, posisi Israel akan semakin muram, karena track record Benyamin Netanyahu buruk, terlalu banyak kasus yang dia lakukan yang mencoreng Israel di mata Internasional.

Slogan Wa’dul Akhirah Hamas dan Iringan Kebangkitan Islam

Mengapa pejuang Palestina mengemukakan slogan besarnya yang berjudul ‘Wa’dul Akhirah’? Itu bukan semata-mata hentakan yang akan membuat takut Israel. “Wa’dul Akhirah” adalah sesuatu yang bermakna dalam dan sesuai dengan keadaan dunia Islam hari ini, yang sedang merangkak “bangun dari tidur panjangnya, dan bersiap menguasai dunia”, kata salah satu orientalis barat, Murad W. Hoffman.

Selaras dengan tren kebangkitan Islam ini, saat ini banyak bermunculan sebuah wacana umat Islam sedunia untuk melebur sekat-sekat geografi menjadi satu kesatuan Uni yang mengayomi dunia Islam secara keseluruhan. Belum lagi menalar logika dari hadist Nabi Muhammad, disertai faktor-faktor bahwa dunia Islam akan bangkit, dan agenda terbesarnya adalah : Membebaskan Masjid Al-Aqsha!

Jika Khilafah Utsmani Runtuh 1924, Seratus Tahun Kemudian Adalah 2024

            Diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Daawud As-Sijistaaniy rahimahullah :

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْمَهْرِيُّ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي أَيُّوبَ عَنْ شَرَاحِيلَ بْنِ يَزِيدَ الْمُعَافِرِيِّ عَنْ أَبِي عَلْقَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ فِيمَا أَعْلَمُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا

“Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan bin Daawud Al-Mahriy, telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Wahb, telah mengkhabarkan kepadaku Sa’iid bin Abi Ayyuub, dari Syaraahiil bin Yaziid Al-Mu’aafiriy, dari Abu ‘Alqamah, dari Abu Hurairah –radhiyallaahu ‘anhu-, yang mana aku mengetahuinya dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah akan membangkitkan untuk umat ini di setiap awal 100 tahun, seseorang yang akan memperbaharui agama ini.”

Kita telah banyak membaca sejarah, tentang naik turunnya peradaban Islam, dan terang benderangnya zaman kedaulatan Umat Islam. Termasuk tahun 1924, di tanggal 3 Maret, adalah sebuah momentum kejatuhan yang pilu, Khilafah Utsmaniyah secara resmi digulingkan, dihapus dari muka bumi dan diganti dengan Negara sekuler bertajub ‘Republik Turki’ karangan Mustafa Kamal Pasha.

Mari menalar, jika kita mentadabburi hadist Nabi yang memuat siklus sejarah ini, lalu kita menarik garis waktu dari 1924 menuju seratus tahun berikutnya, maka kita dengan mudah akan sampai pada angka yang nyata : tahun 2024. Di tahun itu, kemungkinan yang akan terjadi adalah gelombang puncak kesadaran Umat Islam untuk bangkit dari tidur panjangnya, setelah seratus tahun sebelumnya menjadi korban imperialisme dan permainan perang. Dan tentunya, bentuk konkret kematangan Umat Islam sebagai sebuah peradaban akan terwujud dengan menjalankan agenda besar : Pembebasan Al-Aqsha!

Syaikh Ahmad Yasin: Umur Israel Tidak Akan Lebih Dari 70 Tahun

                Bani Israel pernah menguasai Palestina ketika mereka beriman, dan Allah menganugerahkan kekokohan kekuasaan pada mereka selama beberapa puluh tahun, puncaknya di masa Nabi Sulaiman yang berkuasa 39 tahun (970-931 SM) . Lalu setelah mereka ingkar pada Allah sepeninggal Nabi Sulaiman, Allah mengirimkan azab berupa serangan Bangsa Babilonia dan Assuria, sehingga menyebabkan mereka berdiaspora (menyebar) di Babilonia.

Tentara Salib pula, pernah mencaplok Al-Quds dari genggaman Kaum Muslimin semenjak 1099 sampai 1187, 88 tahun lamanya. Namun berkat kecepatan tanggap para Ulama, kaum Muslimin segera bangkit menyiapkan generasi terbaiknya untuk membebaskan Al-Quds dari jeratan pasukan Salib. HIngga puncaknya di tahun 1187 Masehi, Shalahuddin Al-Ayyubi memimpin kaum muslimin memenangkan perang Hittin dan membuka kembali gerbang Al-Quds.

Kesimpulannya, sepanjang sejarah Palestina, musuh-musuh Islam hanya bisa menguasai Palestina secara utuh dalam rentang zaman yang terbilang pendek. Sedangkan umat Islam selalu memiliki waktu panjang dalam melindungi Palestina. Itulah yang membuat Syaikh Ahmad Yasin berkesimpulan, “Umur Israel tidak akan lebih dari 70 tahun”, dan perkataan beliau sesuai dengan siklus sunnatullah dalam sejarah Palestina.

Sekarang mari menghitung, jika Israel resmi menjadi penjajah tahun 1948, dan kita menarik garis waktu sampai 70 tahun kedepan, maka kita akan sampai dengan mudah di angka yang nyata : tahun 2018. Jadi, apa yang dilakukan Hamas dalam parade militernya hari ini, dan pernyataan mereka bahwa tahun 2016 adalah perang terbesar antara Pejuang Palestina melawan Israel adalah sesuai dengan siklus sejarah. Karena setelah tahun-tahun itu, Israel akan memulai masa-masa terakhirnya sebagai sebuah Negara, lalu bangkrut dan terhapuslah Israel dari peta dunia.

Riset Amerika Dan Rusia Tentang Terbitnya Peradaban Baru Bernama Khilafah Islamiyah

Ada satu pembahasan yang sangat menarik untuk dikaji. Yaitu tentang kajian Departemen Pertahahanan Nasional Amerika Serikat yang dipresentasikan kepada Barrack Obama. Mereka menyimpulkan dari hasil riset mereka, bahwa pada tahun 2025 menurut ilmu futurology mereka, tidak bisa tidak, akan berdiri Khilafah Islamiyah yang bersifat besar dan kolektif di dunia Islam. Namun mereka masih belum tahu khilafah itu akan diawali dari negara mana.

Menurut statistik politik, militer dan ekonomi Amerika Serikat dan dunia Internasional, mereka melihat bahwa proyeksi dunia masa depan menunjukkan umat Islam akan mengerucut menjadi peradaban yang terpusat. Maka, sebagai Negara yang tidak ingin memiliki saingan kompetitor, Amerika Serikat tentu sangat mengkhawatirkan hal itu terjadi.

Ditambah lagi, ternyata apa yang menjadi hasil kesimpulan CIA hampir mirip temuannya dengan Rusia. Kedua Negara ini sama-sama menemukan bahwa tahun 2020, akan lahir sebuah peradaban baru yang terbentang dari sebelah timur Cina, sampai barat samudera Atlantik. Peradaban baru itu bernama Khilafah Islamiyah. Pernyataan itu bukan tidak dengan bukti. Turki sebagai wakil Negara Islam kini telah menjadi kekuatan ekonomi baru di Eropa, dan diperkirakan akan menjadi Negara terkuat di Eropa tahun 2025.

Belum selesai di perkiraan tahun 2025, Turki telah merencanakan sebuah mimpi besar untuk menjadi Negara Super Power di tahun 2095, sesuatu yang benar-benar visioner, namun didukung dengan realitas di lapangan. Dan ini akan menjadi model Negara Muslim yang demokratis, modern juga sejahtera rakyatnya.

Al-Aqsha Akan Bebas 10 Tahun Lagi?

                Sinyal-sinyal yang datang beruntun dari riset ahli dan juga hadist nabi semakin menguatkan kita bahwa perjuangan kaum muslimin untuk membebaskan kembali Masjid Al-Aqsha tidaklah menunggu waktu yang lama lagi. Jangankan kaum muslimin, para ahli dan Departemen Pertahanan Negara-negara super power hari ini pun telah memprediksikan jatuhnya Israel dalam waktu dekat, terbitnya model negeri Islam yang modern dan sejahtera, juga dimulainya kesadaran masyarakat dunia Islam untuk meleburkan dirinya dalam satu sistem raksasa bernama khilafah, sebagai solusi dan pengulangan siklus sejarah.

Maka, bukan tidak mungkin 10 tahun ke depan adalah masa-masa terberat umat Islam sedunia untuk berjuang menyatukan fikrah dan membebaskan diri dari pengaruh asing, karena semakin nyata aroma kebangkitan Islam, semakin gencarlah musuh-musuh Islam menghantam dunia Islam agar kesadaran umat ini kembali tertunda.

Al-Aqsha bebas adalah janji Allah. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kita akan masuk dalam daftar nama Pejuang pembebasannya? Atau malah menjadi orang-orang lalai yang terpaku bahkan acuh pada isu Palestina? Semuanya ditentukan hari ini, detik ini, setelah pembaca menyelesaikan tulisan ini, mari berkontribusi. Kemenangan telah dekat!

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa…” (An-Nuur : 55)

sumber: www.dakwatuna.com

Wednesday, March 25, 2015

Embun Pagi untuk Semangat Jiwa

Nice to share :

بسم الله الرحمن الرحيم

Embun Pagi...

Jangan pernah berhenti untuk merayu diri agar segera bangkit. Tanyakanlah pada diri kita:

1. Wahai diri, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Mengaku cinta kepada Allah Swt tetapi tidak merasa senang berinteraksi dengan Kalam-Nya. Bukankah ketika manusia cinta dengan manusia lain, ia menjadi senang membaca suratnya bahkan berulang-ulang? Mengapa kamu begitu berat dan enggan untuk hidup dengan wahyu Allah Swt?
Adakah jaminan bahwa kamu mendapat pahala gratis tanpa beramal shalih? Dengan apa lagi kamu mampu meraih pahala Allah Swt? Infak cuma sedikit, jihad belum siap, kalau tidak dengan Al-Qur’an, dengan apa lagi?

2. Wahai jiwaku, siapa yang menjamin keamanan dirimu saat gentingnya suasana akhirat? Padahal Rasulullah Saw menjamin bahwa Allah Swt akan memberikan keamanan bagi manusia yang rajin berinteraksi dengan Al-Qur’an, mulai dari sakaratul maut hingga saat melewati shirat.

3. Wahai jiwaku, tidakkah kamu malu kepada Allah Swt? Dengan nikmat-Nya yang demikian banyak, yang diminta maupun tidak, tidakkah kamu bersyukur kepada-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an?

4. Wahai jiwaku, sadarkah kamu ketika Allah Swt dan Rasulnya mengajak dirimu memperbanyak hidup bersama Al-Qur’an? Untuk siapakah manfaat amal tersebut? Apakah kamu mengira bahwa dengan banyak membaca Al-Qur’an maka kemuliaan Allah dan Rasul-Nya menjadi bertambah? Dan sebaliknya, jika kamu tidak membaca Al-Qur’an, kemuliaan itu berkurang? Sekali-kali tidak. Semua yang kita baca dan lakukan, kitalah yang paling banyak mendapatkan manfaatnya.

5. Wahai jiwa, tidakkah kamu merasa khawatir dengan dirimu sendiri? Selama ini hidup tanpa al-Qur’an, jatah usia makin sedikit, tabungan amal shalih masih sedikit, jaminan masuk surga tak ada di tangan. Sampai saat ini belum mampu tilawah rutin satu juz per hari, jangan-jangan Al-Qur’anlah yang tidak mau bersama dirimu karena begitu kotornya dirimu sehingga Al-Qur’an selalu menjauh dari dirimu.

6. Wahai jiwa, tidakkah engkau tergiur untuk mengikuti kehidupan Rasulullah Saw dan para sahabat serta tabiin yang menjadi kenangan sejarah sepanjang zaman dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an? Jika hari ini kamu masih enggan berinteraksi dengan Al-Qur’an apa yang akan dikenang oleh generasi yang akan datang tentang dirimu?

Ungkapan di atas adalah perenungan bagi setiap jiwa, agar hidup kita tidak berlalu begitu saja tanpa makna...

“….Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya kepadamu supaya kamu berpikir. Tentang dunia dan akhirat…” (QS Al-Baqarah [2]: 219-220)

Semoga Allah memberi kemampuan bagi kita semua ...

Aamiin yaa Robbal Alamiin,,

Oleh : Ust. Abdul Aziz Abdul Rauf, Lc, Al-Hafidz

Wallahu'alam

Barakallahufikum ..

Seseorang Tergantung Sahabatnya

Berkata salah seorang ahli hikmah :

"Barangsiapa yang duduk bersama 8 jenis manusia, maka Allah akan menambahkan 8 perkara bagi mereka"

1. Siapa yang duduk bersama orang-orang kaya, maka Allah akan menambah rasa cintanya kepada dunia dan isinya.

2. Siapa yang duduk bersama orang-orang fakir, maka Allah akan menambah rasa syukur dan ridho kepada takdir Allah baginya.

3. Siapa yang duduk bersama para penguasa, maka Allah akan menambah rasa sombong dan keras hati baginya.

4. Siapa yang duduk bersama para wanita, maka Allah akan menambah kebodohan dan syahwat baginya.

5. Siapa yang duduk bersama kalangan kanak-kanak, maka Allah akan menambah rasa suka terhadap canda tawa dan kesia-siaan.

6. Siapa yang duduk bersama orang-orang fasik, maka Allah akan menambah keberaniannya untuk mendekati dosa, maksiyat, kefasikan, dan rasa malas untuk bertaubat.

7. Siapa yang duduk bersama orang-orang sholih, maka Allah akan menambah rasa cintanya pada ketaatan dan ibadah.

8. Siapa yang duduk bersama para ulama, maka Allah akan menambah rasa cintanya pada ilmu syar'i dan sikap wara'.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

 الرجلُ على دينِ خليلِه فلْينظر أحدُكم من يخالِلْ

Artinya : Seseorang tergantung pada agama sahabatnya, karena itu hendaknya setiap kalian melihat kepada siapa ia bersahabat. (Hadits hasan gorib/Sunan tirmidzy 2378)

✒ Abu Aqilah Althofunnisa. Lc

Sudah Islamkah Kehidupan Sehari-Hari Kita?

Taushiyah ke 81, Kamis 05 Jumadats Tsaniyah 1436 / 26 Maret 2015

Kehidupan Sehari-hari yang Islami

1. Apakah anda selalu shalat Shubuh berjamaah di masjid setiap sehari ?

2. Apakah anda selalu menjaga shalat yang lima waktu di masjid ?

3. Apakah anda hari ini membaca Al-Qur’an ?

4. Apakah anda rutin membaca dzikir setelah selesai melaksanakan shalat wajib ?

5. Akakah anda selalu menjaga shalat sunnah rawatib sebelum atau sesudah shalat wajib ?

6. Apakah anda hari ini khusyu dalam shalat, menghayati apa yang anda baca ?

7. Apakah anda (hari ini) mengingat mati dan kubur ?

8. Apakah anda (hari ini) mengingat hari kiamat, segala peristiwa dan kedahsyatannya ?

9. Apakah anda telah memohon kepada Allah sebanyak tiga kali agar memasukkan anda ke dalam surga?
Sesungguhnya barangsiapa yang memohon demikian, surga berkata; “Wahai Allah masukkanlah ia ke dalam surga”.

10. Apakah anda telah meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali?
Sesungguhnya barangsiapa yang berbuat demikian, neraka berkata; ”Wahai Allah peliharalah dia dari api neraka”.
(Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang artinya, “Barangsiapa yang memohon surga kepada Allah sebanyak tiga kali, surga berkata; “wahai Allah masukkanlah ia ke dalam surga.” Dan barangsiapa yang meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali, neraka berkata; “wahai Allah selamatkan ia dari api neraka”.
HR. Tirmidzi dishahihkan oleh syaikh Al Albani dalam shahih Al Jami’ no. 911.

11. Apakah anda (hari ini) membaca hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam?

12. Apakah anda pernah berfikir untuk menjauhi teman-teman yang tidak baik?

13. Apakah anda telah berusaha untuk menghindari banyak tertawa dan bergurau?

14. Apakah anda hari ini menangis karena takut kepada Allah?

15. Apakah anda selalu membaca dzikir pagi dan sore hari?

16. Apakah anda hari ini telah memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosamu?

17. Apakah anda telah memohon kepada Allah dengan benar untuk mati syahid?
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang memohon kepada Allah dengan benar untuk mati syahid, maka Allah akan memberikan kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal diatas tempat tidur”.
HR.Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al Hakim dan ia menshahihkannya.

18. Apakah anda telah berdoa kepada Allah agar Dia menetapkan hati anda di atas agamaNya ?

19. Apakah anda telah mengambil kesempatan untuk berdoa kepada Allah di waktu-waktu yang mustajab?

20. Apakah anda telah membeli buku-buku Islam untuk memahami agama?

21. Apakah anda telah memintakan ampun kepada Allah untuk saudara-saudara mukminin dan mukminah? karena setiap mendo’akan mereka engkau akan mendapatkan kebajikan pula.

22. Apakah anda telah memuji Allah dan bersyukur kepadaNya atas nikmat Islam?

23. Apakah anda telah memuji Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas nikmat mata, telinga, hati dan segala nikmat lainnya?

24. Apakah anda hari ini telah besedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkannya ?

25. Apakah anda dapat menahan marah yang disebabkan urusan pribadi dan berusaha untuk marah apabila aturan-aturan Allah dilanggar?

26. Apakah anda telah menjauhi sikap sombong dan membanggakan diri sendiri?

27. Apakah anda telah mengunjungi saudara seagama, ikhlas karena Allah?

28. Apakah anda telah mendakwahi keluarga, saudara-saudara, tetangga dan siapa saja yang ada hubungannya dengan diri anda ?

29. Apakah anda termasuk orang yang berbakti kepada orang tua?

30. Apakah anda mengucapkan “innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” jika mendapatkan musibah?

31. Apakah anda hari ini mengucapkan doa ini,

اللْهمَّ إنِيّ أعُوذ بِكَ أنْ أشْركَ بِكَ وَأنَا أعْلَمُ وَأسْتَغْفِركَ لِمَا لا أعْلَم

“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari menyekutukan Engkau sedangkan aku mengetahui, dan aku memohon ampun kepadaMu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui.”
Barangsiapa mengucapkan demikian, Allah akan menghilangkan darinya syirik besar dan syirik kecil. (Lihat Shahih Al Jami’ no 3625).

32. Apakah anda berbuat baik kepada tetangga?

33. Apakah anda telah membersihkan hati dari sombong, riya, hasad dan dengki?

34. Apakah anda telah membersihkan lisan dari dusta, mengumpat, mengadu domba, berdebat kusir dan berbuat serta berkata-kata yang tidak ada manfaatnya?

35. Apakah anda takut kepada adzab Allah sehingga hati-hati dalam hal penghasilan, makanan dan minuman serta pakaian?

36. Apakah anda selalu bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya disegala waktu atas segala dosa dan kesalahan?

Wahai saudaraku seiman…

Jawabalah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan perbuatan agar engkau menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat insya Allah.

[Dari buku saku “Zaad Al Muslim Al Yaumi” (Bekal Muslim Sehari-hari) dari hal. 51-55, bab “hayatu yaumi Islami” (Kehidupan Sehari-hari yang Islami)
Penulis, Syaikh Abdullah bin jaarullah bin Ibrahim Al Jaarullah rahimahullah.
Penerjemah; Fariq Gasim Anuz].

Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami

WA MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang

Infaq untuk kegiatan dakwah MTDHK (Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah) kota Malang bisa disalurkan ke;

Rekening BNI
No: 0362755494 a/n Majelis Taklim dan Dakwah Husnul Khotimah.

Rekening Mandiri Syariah
No: 7755555511 a/n Majelis Taklim                                    dan Dakwah Husnul Khotimah.

Semoga Allah beri ganti dengan yang lebih baik dan barokah di dunia dan akhirat.

Untuk bergabung WA MTDHK silahkan ketik kata "Gabung" dan kirim WA (bukan SMS) ke nomer +62 838 48104654 atau +62 838 48634832.

Silahkan disebarkan kiriman ini sebagaimana aslinya tanpa dirubah sedikitpun, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah.. Jazakumulloh khoir.

Untuk Para Aktivis Sosial Media

Renungan

"Nasehat memang pahit. Namun telanlah, sebab ia laksana obat bagi jiwa-jiwa yang sedang sakit..."

"Wuih, Oki Setiana Dewi setelah melahirkan kelihatan semakin cantik. Pesona kewanitaannya semakin terpancar setelah melahirkan.”

“Mendingan Meyda Sefira, kesan wajahnya lebih sederhana dan enerjik. Kayak ‘Aisyah.”

“Kalau yang kesannya seperti Khadijah, mungkin yang pas adalah Umi Pipik, jandanya Uje. Ngomong-ngomong kenapa belum kawin juga ya?”

“Nungguin ente kali… Hahaha...”

“Afwan deh, kalau janda, ane kagak sanggup. Ane lebih milih Ukht Zahra dari Jurusan Kedokteran...”

***

Para shahabat Rasulullah dan penerusnya dari kalangan ulama salafush shalih, senantiasa menjaga pembicaraan di dalam majelis-majelisnya pertemuannya. Meskipun yang mereka bicarakan saat ‘nongkrong’ bukanlah perihal agama, tetapi pembicaraannya selalu terjaga dalam adab-adab Islami. Terlebih lagi jika majelis yang mereka hadiri adalah majelis ilmu agama.

Kini, para ikhwan yang konon dicap dengan stempel “kader” atau “thulab” atau “syabab” lebih banyak bercanda di dalam majelis-majelis mereka. Utamanya adalah majelis Whatsapp atau Facebook. Pembicaraan para ikhwan bujang, dan bahkan yang sudah menikah, akan berkisar pada dorongan syahwat lelaki, membicarakan perempuan, wanita, atau akhwat.

Para ikhwan di majelis Whatsapp misalnya, banyak bercanda dan tertawa, bicara kotor dan cabul, perkataan dan uangkapan-ungkapan dusta. Bicara akan melakukan poligami begini-begitu, padahal sama sekali dirinya tidak berani dan ketakutan setengah mati jika Whatsappnya dibaca sang istri. Semata-mata dilakukan demi menghidupkan majelis online tersebut, agar ramai.

Banyak contoh istilah jorok, mesum dan menjijikkan yang sering disebutkan dan diketikkan di smartphone mereka. Sampai-sampai karena terlalu seringnya, telinga mereka menjadi biasa mendengarnya, mata mereka membacanya, dan mengucapkannya seolah tidak tercel.

Padahal, para salaf telah mewanti-wanti, agar kita tidak membicarakan perempuan dan makanan di dalam majelis perkumpuan para lelaki.

Al Ahnaf bin Qais rahimahullahu, seorang tabi’in menasihatkan,

جَنِّبُوا مَجَالِسَنَا ذِكْرَ النِّسَاءِ وَالطَّعَامِ فَإِنِّي أُبْغِضُ الرَّجُلَ أَنْ يَكُونَ وَصَّافًا لِفَرْجِهِ وَبَطْنِهِ

“Jauhkanlah majelis kita dari membicarakan wanita dan makanan, karena aku benci seseorang yang suka membicarakan masalah kemaluan dan perutnya.”

Yang dimaksud adalah larangan membicarakan akhwat dalam makna hawa nafsu dan keduniaan, bukan larangan membicarakan dalam masalah fiqh dan hukum syari’at. Jika yang dimaksud adalah fiqih wanita dan fiqih kuliner, maka hal ini adalah hal yang diperbolehkan.

“Wajib bagi penuntut ilmu (thulab) untuk menghindari suka bermain, berbuat yang sia-sia dan bersikap rendah dalam majelis ilmu, banyak tertawa, membuat-buat lelucon, dan memperbanyak senda gurau,” demikian Imam Al Khathib Al Baghdadi menasihati.

“Senda gurau itu,” lanjutnya, “hanya diperbolehkan kalau dilakukan sesekali saja dan tidak sampai keluar dari adab dan sopan santun dalam menuntut ilmu. Adapun kalau dilakukan secara terus-menerus (mengekalkannya), menyebut-nyebut ucapan kotor, jorok, serta apa saja yang bisa menyakitkan dan mengotori hati, semua itu adalah perbuatan tercela. Bahkan banyak senda gurau dan tertawa akan menghilangkan kewibawaan dan harga diri.”

Imam An Nawawi bertutur, “Sepantasnya bagi setiap mukallaf (orang yang berakal dan baligh) menjaga lidahnya dari seluruh perkataan, kecuali perkataan yang jelas mashlahat padanya. Ketika berbicara atau meninggalkannya itu sama mashlahat-nya, maka menurut Sunnah adalah menahan diri darinya. Karena perkataan mubah bisa menyeret kepada perkataan yang haram atau makruh. Bahkan, ini banyak atau dominan pada kebiasaan. Sedangkan keselamatan itu tiada bandingannya.”

Maka, semakin benarlah nasihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.”

Karena, bagian bagi mereka yang bisa menjaga lidahnya adalah seperti yang telah dijamin oleh Nabi.

مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

“Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku menjamin surga baginya.”

Template by:

Free Blog Templates